80% Lingkungan sangat mempengaruhi kita dan 60% pengalaman sangat membantu kita. Itu artinya kita harus melakukan tindakan yang nyata atau praktek untuk meningkatkan kemampuan kita. Dan bila belum terbiasa, maka lakukan 40 hari berturut-turut. Awal merupakan sulit. Namun kita bisa karena terbiasa...
Ganbatte!
Luruskan orientasimu!
Saling mengingatlah sesama teman
Satukan mimpi kita! Yosh!

Idola

Sadarkah kalian siapa orang yang kalian idolakan?
Mungkin  beberapa di antara kalian ada yang gila korea dan gila jepang dan gila-gilaan...he
Tapi, terpikirkah oleh kalian, apa karimahnya bila mengidolakan mereka?
Hm... tanpa kalian sadari kalian akan mengikuti jejak idola kalian.
Tapi, pantaskah kalian mengikuti jejak orang yang tidak memberi karimah buat kalian?
Maaf, maaf ya..
Tidak salah sih kalau kita mengidolakan seseorang...
Sejujurnya, aku termasuk penggemar Takeru Satoh, Hey ! Say! Jump, Haruma Miura, Horikita Maki, dll....
Tapi aku berpikir lagi, manfaat mengidolakan mereka itu  apa...
Setelah  ku pikir-pikir lagi...
Ya, yang namanya idola itu yang  bisa mencontohkan yang baik ke penggemarnya. Dan  idola yang seperti itu   hanya  ada  pada diri  Sang Kekasih...
Manusia mana  sih yang mampu menandingi ketenaran  beliau?
Beliau itu Dunia Akhirat, dapet!
Kalau orang-orang yang ku sebutkan  namanya tadi, itu hanya idola sepintas...cuman buat main-main doang...
Toh, mereka tidak menjamin kita masuk ke Jannah-Nya.
Jadi, untuk apa tergila-gila sama orang yang gak jelas, kalau ada yan jelas. Ya, kan?
Maaf ya, bahasanya agak gaul dikit.  Tapi postingan kali ini, aku akan  buat yang sesuai buat kalian. Semoga Bermafaat.




       

Manusia itu Sombong

Tidakkah kalian sadar kalau kalian itu telah sombong sebagai manusia???
Aku juga baru sadar, sih...he ^_^V
Waktu aku mentoring dengan teman-teman, materinya itu tentang tumbuhan. Jadi, ada seorang wanita yang begitu sabar menanam tumbuhan yang lelet sekali tumbuhnya. Setiap kali Ia akan menyiram tumbuhan itu, Ia selalu mengucap salam pada rumbuhan itu. Mungkin orang mengira kalau orang ini telah gila. Aku juga mengira demikian. Namun, hal itu salah besar. Karena orang itu menyirami tumbuhan itu dengan penuh kasih sayang karena Allah. Dan di akhirat nanti, tumbuhan itu akan bicara pada Allah bahwa ia diperlakukan dengan baik. Aku hanya tersadar. Benar juga ya. Bagaimanapun juga, tumbuhan itu makhluk Allah. Hanya saja kita adalah makhluk sempurna karena telah diberi akal untuk berfikir. Kalau kepada tumbuhan kita harus menyanyanginya, apalagi dengan hewan. Ya, tentu setelah tumbuhan, tingkatan ke dua adalah hewan. Karena dia sudah mampu melakukan segala sesuatu hampir sama dengan hewan, salah satunya adalah berjalan.
Sekali lagi, sejak materi mentoring itu, aku banyak bersyukur. Karena aku punya otak yang dapat berfikir, sementara hewan yang punya otak punya otak tapi tidak berarti apa-apa. Dan aku juga bersyukur karena punya indera dengan yang lainnya, tidak seperti tumbuhan yang hanya diam di tempat. Namun walau demikian, mereka itu adalah makhluk Allah yang bernyawa. Jadi kita harus tetap menyayangi mereka. Jangan sekali-kali kita menganggap remeh mereka, karena di akhiray nanti, mereka akan bersaksi di hadapan Allah.

Ketika

Beberapa hari ini aku memang tidak mengikuti pertandingan sepak bola dan SEA GAMES. Karena aku sedang sibuk sekali. Namun melihat reaksi teman-temanku, mereka begitu antusias. Bahkan ada yang rela ke GBK.
Apalagi ketika ku baca di koran, sepertinya banyak yang meyakini bahwa Indonesia akan menang. Ha...yang lucunya, aku yang suka bola, tidak nonton bola, dan malah Ibuku yang tidak suka bola, jadi menoton bola, hanya gara-gara lawan Malaysia. Hm....iya sih!!!
Nah....setelah pada akhirnyatahu hasilnya, khususnya hasil pertandingan futsal, barulah satu kelasku heboh. Kalau SEA GAMES, Indonesia sudah menjadi juara umum. Hm....selamat ya...
Tapi....
Pertandingan Sepak bola nya berakhir sangat kecewa. Banyak teman-temanku yang gergetan. Pada awalnya mereka memuji-muji atas kemenangan Indonesia. Tapi ternyata Malaysia lah pemenangnya. Mereka pun menghina-hina TIMNAS Indonesia. Hm...parah sekali.
Aku tidak bisa membayangkan kalau aku adalah salah satu dari anggota TIMNAS itu. Betapa tidak, ketika kita sedang jaya-jayanya kita di puja-puja, dan ketika kita sedang di bawah, kita di hina-hina. Rasanya sakit hati sekali. Karena kerja keras untuk membela Indonesia ini seperti tidak dihargai. Mereka tidak berpikir betapa lelahnya memperjuangkan kemenangan untuk Indonesia. Tapi waktu malah berbelok ke arah Malaysia.

Setidaknya, di hargailah kerja keras anggota TIMNAS kita. Jangan hanya bisa jadi penonton yang hanya terus menghina bila kita berada di bawah. Roda itu berputar. Dan kita berada di bawah. Terimalah. Kerja keras mereka harus kita hargai. Semoga secarik artikel ini dapat menyadarkan kita semua.

Debat Ringan

Waktu di sekolah, aku sempat berdebat mengenai apa yang harus dibanggakan dari suatu bangsa. Hmm...aku bilang padanya kalau aku semakin cinta Indonesia sejak mengenal Jepang. Ohya, lawan debat informalku itu namanya Ghifary. Aku mengatakan padanya kalau aku bangga sekali menjadi bangsa Indonesia. Bagaimana tidak?seluruh Indonesia menginginkan negeri zamrud ini. Ditambah lagi ragam kebudayaan yang ada di Indonesia ini. Kalau kalian berpikir, mengapa aku semakin cinta Indonesia sejak mengenal Jepang (lewat bacaan-bacaan yang ku baca) karena Indonesia itu menerima masukan budaya luar sambil disesuaikan dengan budaya kita.Mungkin seperti Indonesia yang menerima masukan dari luar sambil menyesuaikan budaya mereka tapi tidak melupakan kebudayaan leluhur mereka. Tentu aku iri. Karena kelihatannya Jepang lebih banyak kebudayaannya ketimbang Indoensia. Padahal, tidak. Indonesia jauh lebih unggul dalam hal pamer kebudayaan. Hanya saja, Indonesia seperti enggan memamerkannya dan lebih bangga dengan budaya luar negeri lalu malu dengan budaya mereka yang katanya kampungan. Padahal, banyak orang luar yang ingin mengetahui lebih jauh tentang Indonesia. Tapi kita yang punya, malah menyia-nyiakannya. Giliran kebudayaan kita di klaim negara orang, kita hanya bisa demo. Itu sih DL!

Nah, temanku si Ghifary ini lain pendapat. Lebih baik Ia memilih Jepang ketimbang Indonesia. Menurutnya, Indonesia ini memang kaya. Tapi buat apa kaya, kalau otak tidak kaya. Lalu Ia mengumpamakan Indonesia dengan seorang anak orang kaya. Anak orang kaya akan percuma bila otaknya tidak cerdas. Dan yang ada banyak orang yang akan memanfaatkannya untuk kekayaannya. Hmm...bener juga sih((gumamku).

Aku hanya bingung menanggapi pemikiran sahabatku itu. Benar juga sih. Untuk apa kita kaya tapi tidak untuk kita pertahankan. Yang ada kita hanya dimanfaatkan orang.
Hm...ku pikir-pikir..tidak salah juga sih kalau Malaysia lancang sama Indonesia. Toh, penghuninya saja bodoh amat. Baru menyesal setelah punyanya diambil orang.
Namun walau demikian, aku tetap harus bangga dan terus belajar demi Negeriku ini. Karena kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mencintai Negeri ini selain kita?
Entahlah..aku masih bingung bila harus melihat sekelilingku yang kadang masih belum bisa menyadari pentingnya mempertahankan Indonesia ini.
Gerah!!!

Yang Penting Kita Merdeka?!

Yang Penting Kita Merdeka?!

Status WNI

Tidak tahu kenapa, aku begitu sangat senang dengan statusku sebagai WNI. Seharusnya dari dulu aku posting ini. Tapi, baru kali ini aku bisa menyempatkan diri. Aku punya KTP!!!
Dan di usiaku yang ke 17 tahun ini, aku merasa ada yang berbeda dari tahun sebelumnya. Aku merasa Allah lebih pengertian padaku!
Pokoknya aku senang bisa menjadi WNI. Indonesia itu menurutku adalah negara yang wah...
Dan Indonesia itu zamrud yang dicari di seluruh dunia. Pokoknya....Indonesia keren, deh!!!
Hidup Indonesia!

Taya Maeda

Akupunya teman namanya Tiara Novida. Dia itu anak berdarah Jepang. Dan aku sangat senang dengannya. Dia orangnya ramah. Diantara teman-temanku yang fesyenebel, dia yang paling baik yang pernah ku temui.
Dan tahukah kamu?
Neneknya di pihak ibu, adalah seorang keponakan dari Laksamana Tadashi Maeda, orang Jepang yang sudah membantu Indonesia dalam Kemerdekaan. Keren ya...
Padahal tadinya aku agak sinis sama dia, karena dia itu orang Jepang. Tapi ternyata dia itu termasuk keluarganya Tadashi Maeda. Ya Allah...salut!!!
Ku lihat diantara teman yang lain, dia memang jauh berdeda, walaupun dia berasal dari keluarga yang berada dan termasuk ke dalam keluarga Tadashi Maeda, ia tidak pernah sombong dan tidak pernah berpilih kasih dalam berteman. Jauh beda dengan temanku yang lain yang ada yang dar kurang mampu, tapi laganya kayak orang kaya dan pilih kasih. Astaghfirullah...
Baru kali ini aku dekat dengan orang seperti dia. Aku harap dia tetap menjadi teman yang baik. Dan aku akan sangat menghormatinya sebagai keluarga pahlawan.

Lagu Barat VS Lagu INA

Bukannya aku tidak cinta Indonesia. Tapi aku hanya ingin memperdalam bahasa Inggrisku. Karena kalau boleh dibilang, aku lebih suka barat atau jepang ketimbang lagu sendiri. Habis, lagu sendiri, temanya cinta semua dan bikin lemes saja. Aku tidak habis pikir, kok mengarang lagu, temanya cinta semua?
Mending cinta alam, cinta negeri, cinta Tuhan, ini malah cinta pacar mulu. Bawaannya justru jadinya dunia ini terasa indah tapi semu. Karena negeri yang lagi melorot begini, diajak nyanyi lenje begitu. Sama sekali tidak menambah ilmu!
Sekalipun lagu luar yang ku sukai itu bergenre cinta, aku tetap bisa menambah ilmu. Yaitu nambah kosakata baru dari bahasa asing. Jadi nggak cuma bahasa sendiri yang tahu. Mending bahasa sendirinya digunakan secara baik dan benar, ini malah digunakan campur sama bahasa asing. Tidak konsisiten nih!

Dirgahayu Terakhir

Pagi ini aku berbahagia sekali. Karena hari ini adalah dirgahayu Indonesiaku tercinta. Walaupun Ramadan, aku tetap bersemangat. Karena memenag menurutku, dirgahayu Indonesia lebih mantap di bulan Ramadan. Karena mereka pasti akan lebih meningkatkan beribadahnya daripada pesta pora. Dikarenakan pagi ini ada upacara bendera, aku berusaha mengenyangkan perut agar bisa mengikuti upacara hingga selesai. Karena hari ini jauh lebih berharga daripada hari lahirku selain hari Sumpah Pemuda. Bahkan ingin rasanya ikut ekskul paskibra di sekolah. Tapi keadaan fisik yang tidak memungkinkan, jadi aku hanya menjadi peserta upacara saja.

Namun ada yang menjengkelkan di hatiku saat berkumpul dengan teman-teman ketika menunggu upacara dimulai. Teman-temanku bercerita tentang ibu mereka yang katanya lebih baik tidak usah sekolah. Memang sih, hari ini hanya upacara saja dan langsung pulang ke rumah tanpa belajar dahulu di sekolah. Tapi ini kan hari besar. Bahkan menurutku, hari terbesar dalam sejarah Indonesia.
"Udah sih lu gak usah masuk aja. ngotor-ngotorin baju aja!" begitulah kata salah seorang temanku yang memperagakan ibunya berbicara kepadanya. Mendengar hal itu, aku langsung tesinggung. Karena pada 17 Agustus 1945-lah kita bisa seperti sekarang ini. Benar-benar keterlaluan. Masak hanya satu hari saja kita gunakan baju sekolah untuk hari besar Nasional ini, kita keberatan?
Hmmm...

Tapi yah...kalau aku jadi mereka, aku akan ceramahi emak mereka. Biar mereka tahu dan sadar bahwa kita harus mnghargai hari Indah ini!

Baiklah kita berlaih topik. Tapi bukan berarti ini berita. Saya hanya ingin melanjutkan cerita saya tadi ke cerita seelanjutnya di lapangan sekolah.
Nah, upacaranya pun dimulai.
Ih! Subhanallah...anggota paskibranya pada ganteng dan cantik sekali dengan pakaian mereka. Kadang aku berkhayal kalau aku itu mereka. He...
Namun, ketika mendengar anggota paduan suara bernyanyi, suaranya tidak bersemangat. Andai aku tidak batuk, aku akan ikut bernyanyi. Dan baru kali ini aku berkomentar. Dan ku lihat-lihat dari awal hingga akhir, semua peserta serius menjalani upacaranya walaupun ada beberapa yang berbisik bahkan meledek pembina upacara yang sedang berbicara di depan peserta upacara. Kesal jadinya. Tapi aku berusaha untuk terbawa nikmat.
Dan Insya Allah, ini merupakan upacara dirgahayu Indonesia terakhirku selama aku duduk di bangku sekolah. Kira-kira kalau di kampus nanti ada upacara bendera tidak ya?He


Haruskah Anak Rohis?

Aku mau mengkritik nih, emang pelajaran agama islam itu harus di ketahui aak rohis saja ya, kalau bukan anak rohis walau muslim, tidak apa-apa tidak tau mengenai Islam?
Emang Islam itu punya anak rohis ya?Kalau anak bukan anak Rohis tapi dia muslim, tidak wajib tahu?Ya ampun!!!sempit amat sih otaknya!
Waktu itu guru agamaku bertanya kapan Nabi Muhammad lahir. Eh, ada anak yang bilang, "tuh anak rohis, tuh!" Otakku langsung bekerja. Iya sih, kan aneh, ikut Rohis tapi tidak tahu kapan Rasulullag lahir. Tapi emang dasar otakku rada-rada lola, aku baru sadar. Kenapa harus anak Rohis yang menjawab?Bukannya yang bicara, 'tuh anak rohis, tuh!' itu muslim juga?
Hoh...jadi begitu...Pelajaran Agama Islam (PAI) itu tugas anak Rohis? Lalu tugas anak muslim yang bukan Rohis apa dong?Emang di Kitabullah tertulis kalau PAI itu untuk yang Rohis? Ya Ampun....
Nih, perhatikan ya, selama kita di kelas, pelajaran apapun itu, itu adalah pelajaran yang wajib kita pelajari. Apalagi Pelajaran Agama. Tiap Muslim itu harus faham dengan PAI-nya. Minimal teorinya deh khusus buat anak pemalas. Tapi kalau anak Rajin, ya sekalian prakyeknya. BUkan berarti PAI itu pelajarannya anak Rohis!
Enak ajah!
Trus anak Muslim Bukan Rohis belajar apa dong???????

Darsem VS Prita

Mungkin antara Darsem dengan Prita tidak ada hubungannya, ya...
Yah...memang tidak ada hubungannya. Tapi mereka kan sama-sama mendapat sumbangan dari rakyat Indonesia. Kalau Prita kesandung masalah kesalahpahaman yangmana, seharusnya Prita yang menjadi korban dan yang satu masalah nyawa yang akan melayang di Arab Saudi tapi ya untungnya ia segera cepat pulang. Tapi dua-duanya sama mendapat bantuan. Namun bagaimana cara 'menyikapi' uang yang banyak itu sang terlihat berbeda antara Si Darsem dan Bu Prita.
Saat tahu, Bu Prita yang beberapa waktu yang lalu dinyatakan bebas, dia malah menggunakan uang itu untuk kegiatan sosial dan menyatakan bahwa dia yidak berhak memiliki uang itu. Subhanallah...
Namun kalau si Darsem, dia malah menggunakan uang itu untuk pribadi setelah dinyatakan bebas hukuman pancung di Arab Saudi. Dia lupa sama kulitnya. Capek-capek kita mengumpulkan uang untuk penyelamatan dia, dia malah menggunakannya secara pribadi. Memang sih uangnya memang tidak dihabiskannya begitu saja, tapi ya tidak usah langsung pamer dong...simpan!
Yah..maklum lah, namanya juga ya begitu lah yang namanya Darsem. Jauh eda banget sama Bu Prita. Seharusnya, Prita juga menyumbang sebagian uangnya ke Bu Prita. Karena Bu Prita ke sandung masalahnya lagi yang ternyata belum selesai.
Tapi ya, itu sih hak dia mau menyumbang atau tidak. Hanya saja, saya mengira-ngira. Seharusnya si Darsem itu bersyukur atas pembebasannya itu. Dan seharusnya ada yang mengelola uangnya dulu sebelum di serahkan ke Darsem kalau jadinya begini. Kan kacang jadi lupa sama kulitnya. HU!!!!!

Saluti Jepang

Entah mengapa hingga saat ini aku masih terpesona dengan negeri samurai. Buakn karena aku Jepang Lovers. Dan aku memang bukan Jepang Lovers. Hanya saja, aku sangat mengaguminya. Karena menurutku dia sangat mencinati negeri dan kebudayaannya. Jauh beda dengan negeriku sendiri yang kebarat-baratan tapi lupa sama kulitnya.
Jepang itu tergolong negara yang maju, namun ia tidak menghilangkan aroma kebudayaannya walau sudah kebarat-baratan.
Ingin rasanya aku menginjak kaki ke sana ingin melihat dan bertemu orang-orangnya sambil melihat langsung apa yang ku nilai sebenarnya.
Mungkin, saya sangat mengagumi negeri sakura itu. Tapi kalau memilih, aku tetap memilih Indonesia. Karena sejak aku mengetahui sejerah Tanah Air, jiwa kecintaanku pada negeri sendiri terasa membeludak. Namun aku bingung bagaimana mengekspresikannya. Aku hanya bisa mengekspresikannya dengan karya dan ketekunan dalam belajar, karena aku pelajar. Bahkan ingin rasanya ku tunjukkan pada dunia, iniah Indonesia. Aku berharap aku bisa seperti Jepang yang sukses tapi tidak lupa dengan kulitnya. Karena kebarat-baratan pula, terlalu jelek. Karena tidak semua yang dari barat itu cocok sama kita. Kita itu orang timur, tiru aja yang positifnya. Jangan mentang-mentang di barat mayoritas adalah negara maju, kita malah mengikuti pola hidupnya juga, ok!

Dimulai dari Bayar Kas

Aku sempat berpikir, mengapa bisa ya Negara Jepang bisa sebegitu kompaknya antara Pemerintah dan warga. Sangat jauh berbeda dengan Indonesia.Yang ada justru pemerintah dan warga selalu tidak sependapat. Namun kalau aku berpikir secara sederhana, semua ini pasti bersumber dari yang terkecil. Sederhanaya, dimulai dari keuangan kelas di sekolah.
Keseringan, kita selalu mengulur waktu dengan masalah yang satu ini, yaitu membayar uang kas. Padahal uang itu sendiri untuk keperluan bersama. Beda cerita, kalau memang sedang tidak mempunyai uang karena dihabiskan untuk jajan. Tapi, sebisa mungkin, kita harus rajin membayar uang. Karena kalau tidak, kita jadi akan kesulitan membayar uangnya karena sudah menombok. Hal ini saja sudah menunjukkan bahwa kita sudah tidak kompak. Dari kelas saja, tidak kompak, apalagi dengan sekolah.
Bukankah itu suatu perbuatan yang tidak disiplin bila kita sering menunda-nunda membayar uang kas yang hanya Rp.2000 per minggunya?
Kalau untuk membayar diri sendiri saja pelit, apalagi membayar atau membantu orang lain.
Memang, tidak tidak semua yang begitu. Tapi mayoritas adalah yang begitu!
Jadi mulai sekarang, kita harus menekankan diri sendiri bahwa kita harus disiplin dan memulai menjaga kesolidaritas yang positif, bukan yang negatif atau malah nepotisme.

Hal ini saya ceritakan, karena saya melihat teman-teman saya yang malas bayar uang kas tapi kalau jajan paling kencang sekalipun tidak lapar. Hm..

Rok Mini di Sekolah

Aku tergolong orang yang menyukai menonton TV. Dan tentu aku sedikit mengetahui yangmana tontonan yang baik untukku, yangmana bukan. Ketika aku menonton Film Remaja bertema persahabatan, tapi setelah ditonton, ceritanya malah cinta-cintaan. Okelah nggak apa-apa, selagi masih wajar. Tapi yang sebenarnya yang bikin gerget itu pakaiannya. Karena pakaian mereka khususnya pakaian sekolahnya.
Masak roknya pendek lebih diatas lutut. Sudah begitu, tidak berdasi, lagi!
Dan mereka hanya memerkan kalung mereka yang besar sebagai pengganti dasi mereka. Emang itu pelajar ya?Mau belajar atau mau jalan di Catwalk sih?
Setahuku, rok-rok mini itu adanya di luar negeri. Kalau rok sekolah kita itu selalu 5 cm di bawah lutut. Sydah begitu, saat aku menonton sinetronnya, ternyata itu adalah sekolah unggulan!
Parah amat sih!
Emang sekolah unggulan itu berpakaian seperti itu ya?
Iya sih, itu cuma sinetron. Tapi yang namanya TV, kan di tonton seluruh masyarakat. TV itu pengaruhnya sangat besar untuk membentuk perilaku seseorang. Kalau isi TV-nya begituan semua, bagaimana akhlak masyarakay nanti?apalagi kalau remaja yang nonton. Remaja kan sangat labil. Pantas saja, remaja sekarang tidak ada bedanya sama remaja yang di luar negeri!

Da'i Sejuta Umat

Ada satu kalimat yang masih teringat olehku ketika Alm. Zainuddin MZ wafat. Yaitu, "Keuangan Yang Maha Kuasa". Benar saja. Rakyat Indonesia ini tampak sudah tidak mengimani sila Pancasila yang Pertama. JUstru mereka malah terbawa kapitalis yang mengakibatkan diri mereka menjadi Keuangan Yang Kuasa, bukan lagi Ketuhanan Yang esa. Apakah benar uang itu adalah dewa?

Hm...
Mungkin karena aku telat kali ya. Aku baru bisa 'melihat' beliau ketika beliau telah wafat. Ku kira Ia sama dengan politikus yang lain. Karena di mata ku, politikus itu hampir tidak ada benarnya. Namun, aku hanya baru bisa 'melihat' Da'i sejuta Umat ini. Hmmm...

Kata-katanya itu, memang kata-kata yang mudah dicerna dan indah untuk didengar. Rasanya aku menyesal atas kematiannya itu. Dan entah mengapa, aku merasa ingin menangis mendengar berita kepergiannya. Di dalam hati, aku selalu berucap di dalam hati keetika meenonton kepergiannya di TV, "aku akan menyusulnya."
Aku bisa merasakan kematian itu semakin dekat. Terlebih kiamat juga semakin dekat.
Bila melihat perjalanan kematiannya, Beliau wafat ketika pulang dakwah. Aku merasa senang. Karena itu akan menjadi syahid. Terpikir olehku, apakah mungkin aku akan menjadi syahidah?

Hmm...umur seseorang, hanya Allah yang Maha Mengetahui...

Penikmat Kemerdekaan

Aku miris melihat remaja kini yang menghamburkan waktu mereka untuk ke sia-siaan akibat pengaruh barat. Mereka lebih bangga dengan kebaratan. Apakah tidak bisa terpikir oleh mereka, betapa sulitnya pahlawan kita susahnya memperjuangkan kemerdekaan negeri ini?
Mereka hanya tahu enaknya saja!
Padahal sebenarnya mereka tidak menyadari kalau mereka sedang di jajah, khususnya secar mental. Dan itu lebih parah.
Rasanya tidak adil. Pahlawan kita yang susah payah perjuangkan negeri ini, mereka malah mati terbunuh, adapun yang hidup hingga kini tapi tidak pernha dilirik pemerintah.
Sementara penghuni negeri ini yang sekarang, hanya bisa lehanya saja!
Dasar tidak tahu terima kasih!

Kota Tua


Mengerikan, bukan?
Aku tidak bisa membayangkan bagaimana nasib pejuang kita pada zaman dahulu. Melihat patung ini saja, aku sudah merindingan. Rasanya aku ingin membalas meraka saja. He...
Kebenaran harus di tegakkan. Jangan sampai kita di jajah, eh kita balas menjajah juga. Oke!
Persaudaraan adalah lebih penting!

Pelajar Kolokan

Bukannya sombong. Aku juga termasuk pelajar yang takut dengan guru yang galak. Namun saat aku sedang butuh, mau tidak mau aku harus menemui guru itu. Dan bukannya sombong pula kalau aku ini juga termasuk orang yang menyukai guru yang galak karena umumnya guru yang galak itu sukses mengajari murid-muridnya. Namun hal itu berbeda jauh dari pendapat teman-temanku yang alergi dengan guru galak. Karena selain galak, guru galak itu rentan membuat kita sulit untuk saling menyontek. Ole karena itu banyak diantra kita yang lebih menyukai guru yang lemah lembut tapi yang membuat murid-muridnya jadi terjerumus karena sering menyontek. Padahal menurutku, Indonesia ini butuh guru yang memotivasi. Dan umunya guru yang dimaksud adalah guru galak. Tapi bukan berarti guru yang otoriter dan lebih banyak membuat murid jadi tertekan.
Mungkin pada awalnya kita akan tertekan dengan guru galak. Akan tetapi kalau kita mau belajar, aku yakin guru itu mau memberi toleransi.
Terkadang saya miris dengan pelajar-pelajar Indonesia masa kini yang lebih mengandalkan contekan. Padahal hal itu hanya menjerumuskan mereka. Makanya banyak diantara mereka yang menyukai guru yang cuek sehingga mereka bebas berbuat semaunya.
Lagipula, untuk apa kita membenci guru yang galak?Seharusnya kita bisa berpikir. Ya, pelajar-pelajar kini pada kolokan. Mereka maunya yang enak-enak. Bolehlah enak-enak, tapi bukan berarti untuk keterusan. Karena kita hidup di dunia yang butuh pengorbanan. Kalau kita hanya mengenal huru-hara, tentulah kita tidak akan berhasil ke depannya.

Ada yang Musti ditiru dari Negeri Samurai

Kadang aku iri dengan Negeri Samurai. Mereka begitu antusias memamerkan kebudayaan mereka ke hadapan dunia. Padahal budaya mereka tidak sebanyak budaya kita. Kita yang kaya raya jarang memamerkan dan terlihat tidak mensyukuri dengan kebudayaan kita. Malah kebanyakan dari kita yang lebih bangga dengan produk luar termasuk kebudayaan luar. Tau tau ada kebudayaan kita yang di klaim negara orang, kita hanya bisa mengomel ria.

Jujur, aku memang menyukai kebudayaan Jepang dan Negara nya yang membanggakan kebudayaan mereka sendiri. Tapi dibanding Indonesia, aku yakin kalau Jepang kalah banyak dan keren dari kita kalau kita mau dan berusaha. Ku rasa, kita memang harus bisa meniru Jepang dengan yang satu ini yaitu senang dengan kebudayaan sendiri yaitu dengan cara melestarikannya dengan salah satu caranya adalah mempraktikkannya sehari-hari, tapi yang simpel-simpel aja.

Kesimpulannya, kita jangan lupa dengan kebudayaan kita yang sebenarnya sangat bagus dan diincar negara orang ini. Kita harus melestarikannya kalau perlu saingi si 'sakura' itu. Dan buktikan pada dunia bahwa sebenarnya kita itu kaya!

Pakaian Jahiliyah

Sumpah loh aku kasihan baget sama kaum adam di masa kini. Mereka begitu sulit untuk memelihara mata mereka karena aurat lawan jenis mereka kemana-mana. Hingga hal itu sempat dicurhatkan oleh kaum adam sendiri di blognya, betapa tersiksa matanya karena harus melihat sesuatu yang tidak semestinya.
Betapa tidak?
sekarang, suah masanya para perempuan mengenakan hotpants-lah, rok mini-lah, baju dengan ditampakkan belahannya-lah. Seharusnya mereka itu harus menjaga perhiasan-perhiasan mereka itu bukan untuk dijadiakn tontonan gratis kaum adam. Bukankah itu sudah tampak kalau emang perempuan dulu yang mancing-mancing?Jadi jangan salahkan kaum adam kalau-kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kamu hawa. Wajar aja pemerkosaan terjadi!Wong wadon yang mancing!
Tahu tidak?hal itu sudah membuktikan bahwa sebgian dari kita yang perempuan sudah minim akan moralnya. Pantas saja waktu zaman jahiliyah, setiap bayi perempuan langsung dikubur hidup-hidup. Karena perempuan dianggap aib. Lihat saja besarnya, mereka memamerkan auratnya dan tidak bisa menjaga auratnya itu.
Nah sekarang, aturan kan sudah ada. Dan perempuan itu diwajibkan untuk menutup auratnya agar tidak terjadi perzinaan. Tapi tetap saja, anak masa kinijustru memilih cara berpakain mereka yang memancing kejahatan. Emang hal itu suatu tren yang merusak moral.

Multipurpose our false?

Now is the season hotpants pants. Yesterday was the season pencil pants. All that I think somewhat strange. Want to know why? Because we wants the half-middle. We have already determined how we dress is good and right, but instead wear clothing that 'not feasible'. But we do not want that without clothes (not dirty).

Try imagine, if we imagine the skull, we are afraid. But if the love of leather, we do not keep well. And without us knowing it, we're already in amanahkan to keep our bodies each.

Seeing the skull, but we fear to see people dress modestly plus hijab, even in gunjingkan. Awry yes!
Do not have a skin, we look so haunted, but if given a skin, we do not keep it.

Try contemplate.

Free Clothing in Schools

If we look, there is a soap opera featuring the story of school children. And school children, there are free to wear the same clothing like vests for outside of school seragma clothes, which as the clothes 'official' their gang. Which makes me think, whether it is allowed by the school?
But if I see friends of the leaders, they were dressed very neatly. Of course I got to thinking, 'wow this soap opera is not good in samples of schoolchildren, ya! deserve just a lot of friends who sometimes wear vests. "So what's wrong with school clothes. Is not using school uniforms, it would be nice? so that no one distinguish each other. All equally. If there are free to use it, it seems that they are individually. Except for use after school.

Sometimes a lot of soap opera set in school, we should note the way dressed. Because there are many which we may not practice in our schools. Because the school is a formal institution, not the house itself is completely free to dress. Of course we know, the clothes we wear under the terms of the school during school and not according to the provisions of soap operas.

Do not use school uniforms for the unification of the nation?

Empty Reasons Against Lazy Learning

I once asked my friend, why do not you learn it anyway? They said that fear arrogant. Because people are learning, tend to be smart. And most people are smart it will menajdi arrogant. I was immediately stunned. If according to the experience I had, indeed hell, many people who have a surplus, and he is a snob. But that is not absolute. And in my opinion, assuming them that is a mistake. Not necessarily that intelligent people would be proud. Depending on how the person. If people have faith, surely He does not dare to brag. For all the advantages that he had were the Lord's.
Until now, we acknowledge that the activities of cheating, is not applicable right. Moreover, besides being lazy, but also afraid arrogant. If we do not want arrogant, early on is we have faith and surrender to Him.
In a hadith states, that we must demand the highest science. Moreover, if we continue to depend on others, when we could be helpful to others, Is not, we can use our abilities to teach the people not so smart?
Best man is a benefit to others. If we are intelligent people, surely we would be useful if we channeled our science. And that we will get a reward from Him.
Starting today, there is no reason for us to get lazy with the event of cheating. From this day also, we must rise. Was not the obligation of a student is learning? By learning, we can show our love to Indonesia.
Time, I want to take money from the drawer to buy cakes brother-brother passed. Pas when I opened the drawer, how shocked I was, with one of two thousand dollars cash. Again, the existence of the graffiti on the currency. But two thousand of this money seems to be more severe. Imagine, the money that Prince Antasari pictorial, written picture 'prince antalinu'. This is really an insult to our hero. Cook Our hero image in cross-streak with a word like that? Are our souls so low for the love of Heroes who have fought for this country desperately? Where soul Nasionalismu!
Perhaps, the repairman streak just a fad for ketaw joke-laughter. But why should Hero? think I embarrassed the state of youth today. Intention was joking, but even misplaced. It was already apparent that there is no soul to this country mencitai.
I am very furious to see the picture. Currently, the money I saved for documentation. I hope there are child-literate nation with this country. Amen.

The Neglected First Pancasila Sila

Of late teens moral Indonesia crash. They are so much indulgence in aurat. This was due to lack of practice of the precepts of Pancasila, especially in the first precepts. Since I am a Muslim, so I can only see the slump in the Islamic youth derivatives. Yes, most Muslims in our country is Isalm derivative. Islam is really the intention, it usually is a convert. But many of them descendants of Islam which is also quite knowledgeable. Depending on the association.
However, because we choose the wrong intercourse, so we tend to use for about mundane. So Akhiratnya forget. Of course this is highly deviated from the first precepts of Pancasila. We are Indonesian citizens who have the Lord. God tells us to stay away from his ban and carry out His commandments. Meanwhile, we are more close to his ban. That certainly would make our moral fall drastically.
We must realize that we are people of Indonesia. Moreover, the country has more young, and it will contribute to a nation. Because we are young-we have to work. While the parents have a break and enjoy their results. Now we have to prove that we can bring this country forward. And it is also not free from God's help. Sure takes great effort and determination and earnest prayer to God. How are we going forward, if only we are much the same God?

History

I do not see Indonesian teenagers who like reading history books. And we as children of Indonesia, should know the history of this country. Especially the history of the struggle of the hero who desperately against invaders. How can we honor our Heroes, while we did not know their history.
For me, the lesson of history is a compulsory subject for children of Indonesia. He must know the ins and outs of this State. In order for us to know how we honor our country. For us the more grateful.
Do not make that history a mere fairy tale. History is something we should realize. Through history, we know who we are.

Tidak Tahu Terima Kasih

Geez ... if we understood better the movie 'Blood Red Garuda White', I could not resist touching. Union is very thick viscous like seyah sons of my mother. Yet their tribal and religious differences. Life is very high tolerance. The film is really able to bring the audience brought the situation. Film taken from the real story of our country about the war between Indonesia and the Netherlands are cruel and barbaric at the time.

Unremitting I thought about it after watching the movie, even though the series into two. Given the deterioration of the soul will be unity and our brotherhood in Indonesia because of the difference. Whereas we used to arms.

Should not we as Indonesian children cracked this fraternity that has long nurtured by our heroes at the expense of their haerta and their lives. They've fought to the death, but we even tried to shake. Really do not know how much gratitude we do it like this if we never are taught how to express my gratitude by our parents.

As early as possible, we should be aware. Although many outside influences, we must continue to unite our hearts to unity and the unity of Indonesia.

We all know that outside influences that are negative continues to mushroom with the increasing sophistication of technology. We do not easily influenced, as many countries out there who really want to own and control this country in terms of any kind.

REMEMBER, Do not let the incident 66 years ago happen again.

'That God Still In Love? "

If I watch the soap operas or read in newspapers, there is one incident that makes me shaking his head. A man who escaped from death. Sure we should be grateful to Him the same because we are still given the chance to live. But that does not mean God does not love us because if we later died.
"It means that God still love you,"one said it felt strange to me. God will always be dear to us if we will always be dear to God. Accidents and grace is from God. If we would've died, it was already outlined in our Lord. Before we are born into the world, we had a dialogue with God that we will promise to obey Him and we are also told how long we'll stop in this mortal world.
And if evil befall us, it does not mean God hates us. For those who believe will definitely feel it is a temptation. God wants to know how much we love Him. Love it takes sacrifice. If we are indeed in love with him, show that we really love Him through all the trials. I know the ordeal is something that is very difficult. But we can take the example of the Prophet which mainly Ulul Azmi. God is with those who are patient, loh.
But if we are given the pleasure, we must be vigilant. Surely if we are given dong Praise His blessings. But we must be careful. Let us not be arrogant. Do not let us forget him. And lest we fall. Remember, that is in the worldly pleasures is sheer pleasure that we can not take it 'home'.
So anything that God gave to us, it is a test. And we must not be wrong to think about God.

About Me

Foto Saya
Andeke Parsi
Lihat profil lengkapku