80% Lingkungan sangat mempengaruhi kita dan 60% pengalaman sangat membantu kita. Itu artinya kita harus melakukan tindakan yang nyata atau praktek untuk meningkatkan kemampuan kita. Dan bila belum terbiasa, maka lakukan 40 hari berturut-turut. Awal merupakan sulit. Namun kita bisa karena terbiasa...
Ganbatte!
Luruskan orientasimu!
Saling mengingatlah sesama teman
Satukan mimpi kita! Yosh!

Bukan Jiwa Guru

Sebagai seorang yang dijadikan contoh, bukankah kita harus mengajarkan yang baik-baik pada junior atau murid-murid kita??????????????
Tapi, hal itu sangat jauh berbeda dari guru yang satu ini. Tentu aku enggan menyebutkan siapa dan mengajar dimana guru berkumis ini.
Yang jelas, Ia telah telah membuat suatu kesalahan besar, bagiku.
Waktu itu aku dan teman-temanku sedang latihan untuk ujian praktik Seni Budaya. Latihannya dilakukan di sekolah. Tiba-tiba ada guru itu datang dengan leluconnya yang membuatku tidaklah lucu. Tidak hanya aku, banyak murid yang tidak menyukainya. Karena mulutnya tidak ada remnya.
Ketika itu, guru ini sedang berbincang-bincang hingga menyambung ke daerah murid-muridnya. Ia menanyai satu per satu muridnya. Sesekali, Ia memuji salah satu asal daerah muridnya dan membandingkan dengan daerah asalku dengan memburuk-burukkannya. Aku hanya sabar. Aku diam.
Entah mengapa aku merasa harus siap-siap bila Ia bertanya darimana aku berasal. Ternyata benar saja. Ia bertanya darimana asal daerahku. Aku jawab Sumatera. Ketika Ia bertanya dimana, ku jawab, Barat. Guruku itu pun menjawab Padang. Langsung Ia menampakkan wajah masamnya saat Ia menyebut Padang. "Oh Padang. Pantes pelit". Tentu aku tersinggung dan kaget. Karena dari tadi aku hanya membisu memperhatikan guru itu. Aku juga jarang berkomunikasi banyak dengan guru itu. Meminta pertolonganku saja juga Ia tidak pernah. Mengapa Ia menyebut "pantes pelit"??? Aku kesal. Aku merasa tidak bersalah. Lantas, aku menyahutnya dengan mata yang menyudut,"emang saya pernah kasih bapak apa?kok sampai saya dibilang pelit?". Aku yakin kata-kata ku ini pedas. Teman-temanku hening melihat kami. "Ya, kamu emang nggak kasih saya apa-apa. Tapi umumnya orang padang itu pelit,"jawab guru itu dengan kesal. Aku sudah terlalu kesal. Aku tidak melanjutkan perdebatan ini. Entah mengapa aku harus menghormati guru ini walau guru ini tidak layak ditiru.
Kenapa aku bilang "tidak layak ditiru?"
Karena Ia memberi contoh yang amat sangat tidak baik pada murid-muridnya. Ia menjelek-jelekkan salah satu daerah yang ada di Indonesia. Sementara di Indonesia ini, masih banyak orang-orang yang perang hanya karena suku. Seharusnya Ia mendamaikannya. Aku tidak membayangkan bagaimana susahnya  pahlawan-pahlawan dulu memperjuangkan Indonesia ini dengan berusaha akur antar suku, agama, dan ras untuk meraih kemerdekaan. Apa jadinya bila Indonesia terpecah belah kedepannya nanti?Hmm...siap-siap saja dijajah. Jangankan masa depan. Sekarang saja tanpa kita sadari kita dijajah secara ekonomi.
Ingat, Meraih itu mudah. Tapi Mempertahankan adalah sulit. Seberapa tahankah Indonesia dengan berbagai suku, agama dll?
Kita harus mempertahankan Indonesia ini. Butuh guru yang baik agar bangsa ini menjadi baik. Bukan guru yang memecah-belah murid-muridnya yang dari berbagai macam perbedaan.
Perbedaan itu Indah. Dan Perbedaan adalah Ruang untuk Pendewasaan Diri. Untuk itu, Hargailah segala perbedaan di Negeri ini!!!

About Me

Foto Saya
Andeke Parsi
Lihat profil lengkapku