80% Lingkungan sangat mempengaruhi kita dan 60% pengalaman sangat membantu kita. Itu artinya kita harus melakukan tindakan yang nyata atau praktek untuk meningkatkan kemampuan kita. Dan bila belum terbiasa, maka lakukan 40 hari berturut-turut. Awal merupakan sulit. Namun kita bisa karena terbiasa...
Ganbatte!
Luruskan orientasimu!
Saling mengingatlah sesama teman
Satukan mimpi kita! Yosh!

Hebatnya Sains dan Hebatnya Mimpi/Impian

Sama sekali aku tidak menghina dunia persepakbola Indonesia. Boleh dibilang, aku masih suka  dengan futsal atau sepakbola. Hanya saja, aku menyayangkan para pendukungnya. Mereka terlalu fanatik. Memang sepak bola adalah tugas mulia untuk mengharumkan nama baik bangsa. Tapi itu tidak menjamin akan kemajuan suatu bangsa. Tiap ada pertandingan sepak bola selalu saja begitu. TV pun penuh dengan berita sepak bola. Padahal kemajuan suatu bangsa bukan dilihat dari dunia olahraganya tapi sainsnya. Sebenarnya aku suka sekali segala yang berbau tentang pengharuman nama baik bangsa. Tapi tiap pertandingan selalu begitu.  Giliran ada olimpiade sains, TV hanya menyorot kepulangannya saja dan apa-apa saja yang dibawa pulang dari hasil olimpiade. Padahal kalau kita mau tahu proses dibalik kesuksesan mereka, kita pasti akan terharu. Tapi mungkin hanya beberapa saja, karena kebanyakan kita menjadikan momok dunia hitung-menghitung itu. Memang, itu wajar. Tapi di sanalah letak keberhasilan suatu bangsa disamping bagusnya paradigma suatu bangsa yang bagus untuk kemajuan bangsanya.Kalau kita mau, semua pasti bisa dilakukan. Dan kalau kita mempercayai pepatah ajaib "Dimana ada kemauan, di situ ada jalan", Allah pasti akan membantu kita. Semua berawal dari mimpi. Tidak baik meremehkan mimpi sekalipun mimpi yang tinggi sekali pun. Kalau kata orang 'Gak usah mimpi yang tinggi-tinggi, ntar jatohnya sakit', abaikan. Jikalau kita berfokus pada kalimat rendahan itu, kita jadi ragu untuk melangkah karena kita sudah pasrah. Semisal jepang deh. Negeri itu sungguh hebat. Hanya berawal dari imajinasi, mereka berusaha mewujudkannya tanpa kenal menyerah. Apalagi kita punya Allah. Selama tujuan kita baik, Allah pasti akan mendukung kita. Maka berprsangka baiklah pada Allah. Mungkin saat kita berusaha menanjak mimpi itu, kita pernah jatuh tapi Allah selalu ada untuk kita. Kita tidak pernah sendiri selaghi kita masih percaya dengan rencana Allah. Khusnnudzonlah kunci kita sebagai anak muda supaya ingin maju. Yang namanya hidup, pasti ada sakit, airmata dan senyumnya. Untuk itu tidak ada alasan lagi untuk kita menolak fisika. Lagipula Allah menghitungnya sebagai pahala walau kita berusaha tapi kita tetap tidak bisa juga. Hal ini tidak hanya ditujukan untuk sains dan fisika saja tapi juga yang lain.
       Susunlah mimpi kita, ukirlah. Tapi biarkan Allah mengganti satu atau beberapa rencana kita untuk diganti dengan rencana-Nya yang lebih baik. Rencana Allah itu jauh lebih indah dari yang kita duga. Percayalah.

Postingan ini untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda untuk anak muda yang ragu bermimpi, maka dari sekarang harus berani bermimpi!

Budaya Jalan Kaki

Temanku berdecak kagum karena aku berjalan kaki dari rumahnya ke rumahku yang beda kelurahan. Aku hanya menganggap biasa, sebab kebanyakan orang memilih berkendaraan motor. Mungkin karena aku tidak punya motor juga, makanya aku jalan kaki. Sekalipun aku punya uang untuk naik angkot, aku lebih suka jalan kaki. Karena ku pikir jalan kaki lebih sehat. Kadang aku bersyukur karena belum pernah punya kendaraan sampai sekarang. Pernah aku sudah lama tidak jalan kaki, sekalinya aku jalan kaki jarak jauh, kaki ku pegal sekali. Itu artinya kaki ku harus dibiasakan berjalan kaki supaya tidak pegal dan sakit saat memulai. Budaya itu ku terapkan sejak aku SD yang jarak SD ku dan rumahku jauh sekali sampai orangtuaku heran. Padahal mereka bercerita zaman mereka itu orang terbiasa berjalan kaki bahkan hitungan kilometer. Hal itu menyebabkan tubuh mereka tetap sehat. Dan aku ingin menerapkannya pada diriku sendiri. Mungkin karena kebanyakan anak muda sepertiku lebih suka berkendaraan dari pada jalan kaki, makanya orangtuaku memandangku heran. Sama sekali tidak ada rasa malu kalau pun aku berjalan kaki sementara yang naik motor. Terkadang aku malah miris dengan anak muda bahkan anak SD zaman sekarang. Mereka dibiasakan oleh orangtuanya mengendarai sepeda motor. Selain karena tidak punya SIM/STNK dan dibawah umur, mereka juga masih terlalu pemula untuk mengendarainya. Terlebih hanya lain gang saja, mereka naik motor. Kadang aku tertawa sendiri di dalam hati, "Dekat saja masih naik motor???". Ku rasa berkendara itu baiknya kalau memang jauh sekali. Kalau masih jarak beberapa rumah saja, kenapa harus naik motor?
Asal kalian tahu, jepang sebagai negara penghasil kendaraan terbanyak saja malah membudayakan jalan kaki di negerinya sendiri. Mereka hanya memproduksi dan hasil produksinya itu dikirim ke luar negeri. Lah kita lebih bangga membeli kendaraan, padahal jalan kaki itu jauh lebih baik. Dan perlu diketahui, salah satu negara eropa malah memperbanyak produksi sepeda dibanding mobil karena mereka mulai sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Jadi tidak perlu ada alasan untuk gengsi karena tidak memiliki kendaraan. Cobalah berpikir cerdas dan meniru yang baik-baik dari luar negeri adalah baik kalau kalian memang ingin menirunya.


Malu Berbatik

Dari adikku bilang kalau ada temannya yang malas memakai batik. Lalu kemarin saat berkumpul dengan teman-temanku yang dari mereka ada yang bercengkrama tentang batik yang katanya kalau semua orang pakai batik seakan PNS. Nada suaranya pun ada kesan 'enggan'. Di dalam hati aku nyengir. Sebab baru-baru ini aku membuka facebook tentang artis jepang yang sangat mencintai Indonesia atau bisa dikatakan IndonesiaLover. Ia pun bangga mengenakan batik. Lagipula, kimono pun 'kalah' oleh batik. 
Batik itu sudah menjadi identitas bangsa. Sudah sepatutnya kita menjaganya. Bangsa lain saja bangga kenapa kita yang punya malah bertolak belakang?
Mungkin bosankah?Malukah?
Tapi coba kita tengok ke luar negeri. Negeri ini kadang lucu. Di dalam dihinakan, di luar malah dapat penghargaan. Tidak hanya batik, beberapaidentitas bangsa linnya juga demikian. Apalagi kita anak muda. Yang muda yang meneruskan. Kalau bukan kita, siapa lagi?orangtua?Kitalah penerus mereka!!!

About Me

Foto Saya
Andeke Parsi
Lihat profil lengkapku