80% Lingkungan sangat mempengaruhi kita dan 60% pengalaman sangat membantu kita. Itu artinya kita harus melakukan tindakan yang nyata atau praktek untuk meningkatkan kemampuan kita. Dan bila belum terbiasa, maka lakukan 40 hari berturut-turut. Awal merupakan sulit. Namun kita bisa karena terbiasa...
Ganbatte!
Luruskan orientasimu!
Saling mengingatlah sesama teman
Satukan mimpi kita! Yosh!

The return of my blog

Praise be to Allah, the Lord of hosts. Finally I can break through this my personal blog. This my blog got hacked man. I do not know why.
When my blog is still the property of others, there were some who were present in my blog posting this. There's news about WikiLeaks and advertisements. All using English. From there I suspect that the culprit was bulepotan.
At that time I had time to panic. I confide to anyone who can give me a solution. Since then, I decided I was going to be black hacker to take this back to my blog.
Alhamdulillah, I was not so for the black hacker. God save me. Blogs I went back. How do I, that's just me and his Maker knows.
To be sure, I do not accept that there are black hackers and crackers who appear without any apparent reason. It seemed selfish. He's having fun, while the people became panic presence.
He deserves punishment. Maybe funny, yes. Children under age like me will report this to the UN and imprisoned by the corrupt. What to do?
But, I still did not accept his presence. Since my blog hacked, I was shocked. Moreover, it occurs when the days of school exams.
And now again, after the school exams were over. Alhamadulillah.
Hopefully this does not happen again O God ...

'Like'

Lately I am confused by the sentence used by the children now. Sometimes I am confused how to give soluisnya.
Surely one of you once said, "I like the confused", "this place is like the flood", and so forth. We take the word 'cave like confused' or 'I like confused'. Sure it sounds awkward. Because the truth is supposed to be 'sometimes I'm confused'. Then the second example, 'this place is like floods'. The truth is 'the place is often floods'. And many other sentences were spoken which would seem odd sounds.
Sometimes, I often criticize my friends say so.
Even so, sometimes my own corrections as well. Because I sure never say so, and now I am trying to find solutions to the use of these odd-sounding sentences.

Public Transport In Small Road

Time is hours of lessons, my teacher had a story. Many motorcycle taxi drivers who complained of a lack of passengers. According to my teacher, 'yes ... it is clear his good fortune just taken people ... "
Oh, apparently there are many public transportation coming into the pinhole aka alley. Gang that was supposed to be a fortune to make the event a motorcycle. If public transportation was his fortune on a public road, why even take some sustenance of people anyway?
I think their brains all deh money ...
No wonder life is increasingly difficult. Because there are still those who are ungrateful. Udah bener his fortune so, uh instead take riski people.
No wonder, why this time I thought it was weird when I ride public transportation when it goes into the alley.
Apparently they have not been satisfied on their riski. Astaghfirullah ...



Game Tanda Kutip

Kadang aku kasihan sama anak-anak yang lahir di abad 20 ini. Game anak-anak kebanyakan itu yang tidak mendidik. Ditambah ada game yang tanda kutip. Yaitu game yang bervideo atau bergambar porno. Saya sebagai perempuan, merasa risih. Auratnya itu kemana-mana.Tapi pemain laki-laki pada game tersebut, berpakaian amat sopan. Kalau menurutku, itu terbalik. Dan itu ada pada game yang bergenre action. Kalau ku pikir-pikir, memangnya tidak ada game yang lebih baik lagi apa?! Apalagi yang memainkan game itu anak-anak yang masih polos. Dengan usia mereka yang masih 'polos' juga, akhirnya mereka mengerti pada sesuatu hal yang seharusnya tidak untuk mereka mengerti untuk usia mereka. Seharusnya mereka itu belajar dan bermain secara normal, tapi bukan bermain cara bule. Indonesia itu orang timur, dan setahuku, orang timur itu memiliki tingkat kesopanan yang lebih tinggi daripada orang barat. Tampaknya, negera kita itu sedang dijajah secara perlahan-lahan. Salah satunya itu, menghancurkan cikal bakal negri ini yaitu anak-anak dengan game yang menampilkan wanita 'kehabisan kain'.

Pengaruh Makanan Luar

Sepertinya, setiap hari aku selalu melihat dan mendengar makanan dari luar. Entah itu melalui TV, lihat langsung, brosur, dan lain sebagainya.Waktu aku pertama mengetahuinya, aku sinis. Apalagi, sekarang para pemuda/i Indonesia umunya berselera luar. Jadi seakan-akan kayak lidah luar. Terlebih diantara mereka ada yang merasa gengsi kalau tidak makan makanan luar dan meremehkan makanan asli kita. Kalau menurut pandanganku, makanan luar boleh 'tinggal' di negeri ini...tapi kita harus bisa menyeleksi mana makanan yang baik dimakan. Apalagi, mayoritas negeri ini adalah muslim. Makanan orang muslim itu adalah makanan yang terpilih akan gizi dan manfaatnya serta kehalalannya, bukan makanan import yang masih diragukan dan sembarangan.
Anak muda zaman sekarang itu berpenampilan sok luar tapi bahasa inggrisnya tidak menguasai bahasa walaupun sedikit. Ditambah selera mereka yang keluar-negrian. Yang kutakutkan sih, mereka akan memilih makanan luar ketimbang makanan sendiri. Padahal, makanan kita itu unik dan bergizi. Orang luar saja senang. Masak iya kita tidak melestarikan makanan kita sendiri. Kita itu harus punya identitas diri dalam soal makanan.
Intinya, kita boleh menyukai makanan luar negeri, tapi tidak lupa sama makanan yang kita punya sejak dulu. Itu harus dipertahanakan. Dan jangan malu untuk makan makanan khas daerah sendiri.

Motor Remaja

Sepertinya setiap hari aku selalu melihat motor yang berkeliaran. Eh, berkeliaran?maksudku pengemudinya. Saat ini Jakarta sudah 'kepenuhan' motor. Dan kalau aku lihat setiap hari di jalan, rata-rata pengemudinya itu para pelajar, yang tentunya masih remaja. Setahuku, remaja itu sangat labil emosinya. Apa hubungannya emosi remaja dengan motor? Ya, tema postingan ini aku dapatkan dari adikku yang mengatakan bahwa remaja itu masih labil(emosinya) kalau dia mengendarai motor, kadang kalau lagi mood, dia bakal ngebut, kadang nggak. Seperti itulah kata adikku itu. Apalagi umumnya remaja itu mengendarai motor tanpa STNK. Karena mereka masih dibawah umur. Apa mungkin, mereka itu naik motor biar gaul atau gaya-gayaan?Ah...Dasar remaja...
Tapi kadang aku merasa 'gimana gitu' kalau mereka naik motor. Sumpah, aku tidak bermaksud iri karena aku tidak punya motor. Tapi kan....seharusnya mereka sadar kalau mereka itu masih di bawah umur untuk mengendarai motor di sekitar jalan raya. Baiklah. Kuharap mereka bisa mengendalikan emosi mereka saat mengendarai motor.

Lihat profil Facebook saya

facebook
Nadiar Himura-chan memiliki:
570 teman
61 foto
9 catatan
152 pesan dinding
129 grup
Lihat profil Facebook saya
Saya membuat profil Facebook yang dapat saya kirimi foto, video, dan acara saya dan saya ingin menambahkan Anda sebagai teman sehingga Anda dapat melihatnya. Sebelumnya, Anda perlu bergabung dengan Facebook! Setelah bergabung, Anda dapat juga membuat profil Anda sendiri.
Terima kasih,
Nadiar
Untuk mendaftar ke Facebook, ikuti tautan berikut:
Sudah punya akun? Tambahkan alamat email ini ke akun Anda:
nr.kal.el.kenshin@blogger.com diundang untuk bergabung di Facebook oleh Nadiar Himura-chan. Jika Anda tidak ingin lagi menerima email sejenis dari Facebook, silakan klik di sini untuk berhenti.
Facebook, Inc. P.O. Box 10005, Palo Alto, CA 94303

            Kalau saya lihat, pendidikan kini hanya bisa untuk orang-orang berkantong tebal. Padahal sudah dibiayai pemerintah, tapi para guru masih memungut uang saku siswa dan orang tua siswa. Sebenarnya para guru ikhlas tidak sih mengajarnya? Atau karena gaji mereka yang kurang?

            Saya jadi kasihan bagi siswa yang kurang mampu.. Kini, sekolah di negri saja, kita sudah rugi banyak dan terasa kalau hidup semakin sulit saat kita bersekolah,

 khususnya bagi orang yang hidupnya serba kurang dari cukup. Padahal ada buku pemerintah yang lebih murah, namun masih ada yang memakai buku penerbit lain. Padahal kita bisa menulis, tetapi kita malah beli buku lembar kerja siswa. Kalau seperti itu adanya, itu akan membuat siswa menjadi malas.

            Kembali ke tema kita yang sebenarnya. Kita itu sekolah, untuk mencari ilmu. Bukan memberi 'nafkah' guru. Kalau seperti itu, lalu uang bayaran selama ini dikemanakan? Kalau kita tidak sekolah, malah nanti orang tuanya yang disalahkan. Karena yang katanya orang tua tidak memberikan hak anak yang seharusnya. Namun, untuk bersekolah saja, butuh biaya yang banyak. Berjuta-juta sampai lulus. Bagaimana kita mau sekolah? Beda cerita, kalau orang tuanya mempunyai gaji yang cukup. Kalau tidak? Siapa yang akan menolong?

            Kita disini harus menyadari, bahwa tidak hanya orang berada yang layak mendapatkan ilmu dari sekolah.. Tidak sedikit dari mereka yang putus sekolah karena tersendat masalah biaya. Anak yang orang tuanya kurang mampu pun juga harus mendapatkan pendidikan yang layak.

            Kali ini saya membuat postingan yang agak 'lancang' walau saya tahu bahwa saya masih dibawah umur dan belum mengerti apa-apa. Tapi saya membuat postingan dengan tema seperti ini, karena saya sudah tidak tahan lagi terhadap dunia pendidikan yang hanya berpihak pada yang berduit. Semoga yang membaca, bisa mengerti maksud saya, khususnya pihak sekolah. 


Mengkritik Diri Sendiri

Senangnya hatiku bisa masuk jurusan yang diinginkan. Ya, saat ini aku masuk ke kelas XI BAHASA di salah satu SMA Negeri. Di kelas itu, aku menemukan teman-teman yang siap 'bertanding' di kelas. Eh, aku jadi bingung menyusun bahasanya bagimana?apalagi aku siswi kelas bahasa. Selama hampir 2 minggu aku belajar di suasana kelas Bahasa, aku merasa betapa bodohnya aku. Di kelas itu, aku menemukan bahasa-bahasa yang seharusnya kugunakan sehari-hari.nilai ulanganku juga buruk sekali. Aku baru sadar, ternyata masuk ke kelas bahasa itu membuat ku sadar. Aku jadi bersemangat ingin menggali pelajaran sastra dan tata bahasa Indonesia yang benar untuk ku gunakan sehari-hari.

Pada postingan kali ini, aku mengkritik diriku sendiri.

Semua kalian juga sadar seperti aku, agar bisa menjadi yang lebih baik lagi

'Handuk'

Saya jadi bingung. Apalagi kalau melihat tempat yang ramai. Saya jadi tambah bingung. Nah, saya jadi tambah bingung lagi kalau melihat yang kaum hawanya. Kenapa begitu ya? Pasti kalian juga bingung. Saya juga.
Perempuan itu kan sudah diberitahu pakaian yang layak dipakainya di depan umum. Yaitu berpakaian sopan. Coba yuk kita tengok ke belakang, pada jaman-jaman lampau itu, pakaian wanita amat sopan. Harga dirinya benar-benar dijaga. Nah, coba kita lihat sekarang, pakaian-pakaian yang umum dipakai oleh wanita adalah pakaian '1/2 jadi'. Apalagi di depan umum, terlebih itu dipertontonkan di televisi. Tentu penontonnya tidak sedikit loh. Yang laki-laki, matanya terbelalak melihat kemolekan 'perhiasan' yang dimliki wanita. Kenapa? ya karena para hawa itu memakai 'handuk'. Atau mungkin kita mengenalnya dengan istilah kemben. Padahal sudah ada kejadian kembennya melorot. Tentu yang terjadi adalah kaum adam berlomba-lomba ingin melihat 'perhiasan'nya. Bahkan ada yang ingin memegangnya.
Kalau seperti itu, siapa yang patut disalahkan?
Apakah kaum adam?
Kalau memang kaum adam yang salah? pasti kita tau dong kenapa dia melakukan itu. Karena mereka adalah laki-laki yang normal. Sedangkan perempuan adalah perhiasan bagi adam. Nah, si hawa ini sengaja memamerkan 'perhiasann'nya. Padahal 'perhiasan'nya itu untuk suaminya nanti. Jadi tidak sembarang orang yang bisa memiliki 'perhiasan' wanita.
Jadi tidak salah kalau akhir-akhir ini, banyak sekali pemerkosaan. Karena yang hawa yang mancing. Yaudah deh, si adam kena pancingannya.
Makanya yang hawa harus sadar. Jangan menuduh adam sembarangan dong....
Berubahlah.....

Yang Muda Yang Harus Memimpin

Saya bingung dengan pergaulan yang terjadi pada anak-anak muda yang saya temui akhir-akhir ini. Rasanya serba salah kalau saya ingin bergaul. Saat ini saya jarang menemui orang-orang yang baik untuk diajak untuk berteman. Betapa tidak?Hal ini terjadi tergantung pada jenis kelaminnya.
Kalau yang laki-laki bergaul dengan laki-laki, yang mereka bicarakan adalah sesuatu yang tidak baik dan tidak sopan. Terkadang mereka membawa telepon selular, dan memamerkan video 'maaf' bokep kepada teman-temannya terutama laki-laki. Dan yang sering keluar dari mulut mereka tidak lain hanyalah kata-kata yang tidak patut diucapkan. Mereka juga hanya memikirkan bagaimana mendapatkan pacar yang seksi dan cantik.
Sementara, kalau perempuan bergaul dengan perempuan, yang mereka lakukan biasanya adalah menggosipkan seseorang yang biasanya tidak berdampak begitu besar pada mereka. Lagipula menggosipkan sesorang itu adalah perbuatan yang dosa. Mereka juga memikirkan bagaimana mendapatkan pacar yang tampan, maskulin dan berotot. Pada umumnya mereka senang memilih-milih teman yang cantik-cantik agar tampak selevel dengan mereka.

Walau begitu,tidak semuanya mendapatkan pergaulan yang terjadi saat ini adalah pergaulan yang buruk.Namun, jika pergaulan itu terjadi pada saat ini. Sungguh disayangkan. Karena pelaku-pelaku dari pergaulan buruk ini adalah para pemuda-pemudi kita. Padahal Pemuda-pemudi kita adalah cikal bakal pemimpin negara ini. Seharusnya mereka melakukan inovasi, bukan melakukan sesuatu yang sama sekali tidak penting dan berdampak buruk pada mereka sendiri. Tentu kita akan bisa menebak bagaimana wajah negara ini di masa mendatang.
Dari kini, kita harus bangkit. Yang muda adalah yang diharapkan. Dan kita harus mampu merubah negara ini lebih baik dari yang sebelumnya.

Tidak Bermutu

Kita mungkin tidak asing dengan televisi. Setiap harinya, kita pasti akan menyempatkan diri untuk menonton TV. Namun diantara para penonton, mereka memilih untuk menonton sinetron.Sementara sinetron yang sering ditayangkan belakangan ini adalah sinetron yang tidak bermutu. Yangmana sinetron itu banyak menimbulkan kejahatan, kebencian, balas dendam, dan kekerasan.Hal ini tentu bertolak belakang dengan tujuan televisi, yangmana tujuannya adalah sebagai fungsi edukatif.
Seharusnya kita perlu sadar, kalau sinetron yang selama ini kita tonton adalah tidak baik untuk kita. Karena itu akan berpengaruh pada perilaku kita sehari-hari.
Mungkin sulit untuk tidak menonton sinetron lagi.Namun itu sudah menjadi kebiasaan mastarakat kita. Selama ada kemauan, pasti ada jalan.
Masih banyak acara televisi yang bermanfaat untuk kita selain sinetron. Namun tidak semua sinetron bisa dikatakan berdampak buruk pada kita. Adapula sinetron yang bersifat edukatif.Untuk itu, kita harus bisa memilih acara televisi yang baik. Agar kita dapat berwawasan dan tidak memiliki karekater yang keras.

Dimana Dasi ?

Di televisi, kita kerap sekali melihat anak-anak usia pelajar yang berpakaian seragam sekolah tanpa menggunakan dasi. Khususnya di sinetron. Tidak hanya tidak memakai dasi, tetapi juga pada pelajar putri yang mengenakan rok sekolah diatas lutut. Tentu itu akan mempengaruhi penonton terutama pelajar.
Seharusnya televisi memberikan masukan positif pada yang menontonnya. Semoga dengan ini akan lebih banyak televisi yang memberikan masukan positif.

Nasib Bahasa Daerah Kita

KIni berbahasa daerah di setiap pemuda adalah hal yang asing. Padahal itu adalah bahasa mereka sendiri. Kerapkali sesorang yang apabila ditanya bisa berbahasa daerahnya apa tidak, jawabannya tidak, dengan alasan karena tidak lahir di daerah asalnya. Padahal mereka salah jawaban. Kita bisa berbahasa atau tidak, tergantung orang-orang di sekeliling kita. Kalau masyarakat tidak mau mengajak kita untuk berbicara, tentu kita tidak akan bisa bicara sampai kapanpun. Dan memakai bahasa apapun mereka, pasti kita akan menirunya. Contoh,kita dari kecil sudah berada di tempat yangmana masyarakatnya selalu menggunakan bahasa Padang, tentu kita akan menggunakan bahasa daerah Padang. Tetapi andaikata kita tinggal sudah lama di Jakarta, tetapi dari kecil kita sudah dibiasakan berbahasa daerah di rumah, maka kita akan terbiasa untuk menggunakan bahasa daerah di rumah dan menggunakan bahasa Indonesia di lingkungan tetangganya yang berbeda daerahnya.
Bahasa daerah itu sulit, sementara bahasa Indonesia itu mudah.Jadi dari kecil kita harus membiasakan diri kita untuk berbahasa daerah, karena di sekolah formal tidak mungkin mengajari kita berbahasa daerah. Tetapi di era ini justru orang malah salah menilai kalau kita menggunakan bahasa daerah itu kampungan, sehingga banyak orangtua yang enggan mengajari anak-anak mereka menggunakan bahasa daerahnya di rumahnya. Padahal bahasa daerah yang harus kita lestarikan. Karena, itu merupakan salah satu dari warisan nenek moyang kita. Dan kini sudah hampir 'punah'. Dari kini kita harus bisa menggunakan bahasa daerah kita sendiri.

Antara Remaja dan Minyak

Ya, sekarang banyak remaja yang mengendarai motor. Yang pada umumnya mereka itu seharusnya belum boleh mengendarai motor karena belum cukup umur. Mungkin diantara mereka ada yang perlu dimaklumkan kenapa mereka harus melanggar peraturan itu. Tapi, apakah bisa dimaklumi jikalau motornya itu digunakan untuk gaya-gayaan, ikut-ikutan atau yang lain yang sama sekali tidak bermanfaat? mungkin memang ini urusan pribadi mereka. Tapi yang menjadi masalahnya itu bensin yang digunakannya itu. Minyak bumi semakin hari semakin berkurang. Sementara diantara kita masih ada yang boros. Kalau masa depan kita nanti kehabisan minyak bumi, bagaiamana kelangsungan hidup kita nanti?
Baik, dari kini kita harus bisa menghemat minyak bumi kita. Kalau kita memmiliki kendaraan yang 'makanannya' bensin, maka gunakan sebaik-baiknya. ini semua demi keselamatan kita di masa depan.

Saat membuang sampah di kolong meja

Tentu sudah lama para pelajar di setiap sekolah yang selalu membuang sampah di laci meja. Pastinya mereka punya banyak alasan kenapa mereka membuang tidak pada tempatnya. Ada yang beralasan kalau sekolah bukan rumah mereka, ada yang alannya lupa,dsb. Padahal kebersihan itu sebagian dari iman.
Kalau kita membuang sampah di laci meja, tentu sarang nyamuk akan tumbuh. Dan tentunya akan menimbulkan berbagai penyakit seperti demam berdarah. Mereka tidak sadar betul, betapa pentingnya kesehatan dan kebersihan.

Guru yang Suuzonan

Ternyata ada guru juga yang main suuudzonan sama muridnya sendiri!
Seharusnya dia menjadi contoh untuk murid-muridnya. Kalau seperti ini kejadianya, kasihan murid-murid yang telah disuudzonkannya.
Aku tidak pernah menyangka kalau aku akan bertemu guru yang suudzon itu. Eh ? kok jadi curhat seperti ini sih?
He...ini membuktikan bahwa tidak semua guru itu baik. Tapi belum tentu juga guru yang galak itu jahat dan bukan berarti pula guru yang kalem adalah guru yang jahat pula, bukan. Semoga kedepan, ada guru yang lebih baik lagi dan patut untuk ditiru bagi murid-muridnya.

Berpakaian Tapi 'Memamerkan'

Banyak anak jaman sekarang yang berpakain yang 'kehabisan kain'. Nampaknya sih itu sedang tren. Tapi kan itu sebenarnya itu tidak baik, malah tidak boleh, karena menampakan aurat. Mengakunya sih hawa yang punya harga diri, tapi harga sendirinya saja dihambur-hamburkan. Wajar saja kalau 'maaf' pemerkosaan itu terjadi. Itu sih salah si Hawanya sih. Kalaupun salah adamnya,paling dia lagi mabuk. Ya pokoknya gitu deh. Makanya yang hawa jangan kegenitan. Nah, mulai sekarang yang hawa jangan memancing hawa nafsu si adam. Karena tidak ada yang namanya adam nafsu. Ha...

Saat duduk, bangku digeser

Ada-ada saja permainan anak-anak zaman sekarng yang membahayakan. Masak orang hendak duduk, bangkunya malah digeser ke belakang sama emannya?
Itu kan sangat membahayakan. Bahkan bahaynya bisa bermacam-macam. Dimulai dari kebutaan karena patahnya tulang ekor, terbenturnya kepala dengan tembok/meja/dll, dsb. Tapi sebagian dari meraka malah berpikir, itu merupakan suatu hiburan. Padahal itu amat sangat membahayakan temannya. Kalau teman yang dikerjainya itu kenapa-kenapa, memang temannya yang mengerjainya itu mau bertanggung jawab ?
Dasar...bisanya cuma kesenangan. Tapi dibalik kesenangan itu, musibah timbul. Semoga dengan postingan kali ini, meraka yang membacanya segara sadar.

Gua Elu

Gua Elu sekarang sudah dibudayakan oleh adik kakak dalam keluarga. Seharusnya dalam keluarga itu dicontohkan yang baik-baik. Ini, sama adik kakaknya ngomongnya gua elu. Kakaknya mauan lagi, dipanggil begitu. Padahal itu kan tidak sopan.Sekarang Jarang ditemukan seorang adik sopan pada kakak kandungnya sendiri. Kini budaya itu sudah mendarah daging.

About Me

Foto Saya
Andeke Parsi
Lihat profil lengkapku