80% Lingkungan sangat mempengaruhi kita dan 60% pengalaman sangat membantu kita. Itu artinya kita harus melakukan tindakan yang nyata atau praktek untuk meningkatkan kemampuan kita. Dan bila belum terbiasa, maka lakukan 40 hari berturut-turut. Awal merupakan sulit. Namun kita bisa karena terbiasa...
Ganbatte!
Luruskan orientasimu!
Saling mengingatlah sesama teman
Satukan mimpi kita! Yosh!

Dimulai dari Bayar Kas

Aku sempat berpikir, mengapa bisa ya Negara Jepang bisa sebegitu kompaknya antara Pemerintah dan warga. Sangat jauh berbeda dengan Indonesia.Yang ada justru pemerintah dan warga selalu tidak sependapat. Namun kalau aku berpikir secara sederhana, semua ini pasti bersumber dari yang terkecil. Sederhanaya, dimulai dari keuangan kelas di sekolah.
Keseringan, kita selalu mengulur waktu dengan masalah yang satu ini, yaitu membayar uang kas. Padahal uang itu sendiri untuk keperluan bersama. Beda cerita, kalau memang sedang tidak mempunyai uang karena dihabiskan untuk jajan. Tapi, sebisa mungkin, kita harus rajin membayar uang. Karena kalau tidak, kita jadi akan kesulitan membayar uangnya karena sudah menombok. Hal ini saja sudah menunjukkan bahwa kita sudah tidak kompak. Dari kelas saja, tidak kompak, apalagi dengan sekolah.
Bukankah itu suatu perbuatan yang tidak disiplin bila kita sering menunda-nunda membayar uang kas yang hanya Rp.2000 per minggunya?
Kalau untuk membayar diri sendiri saja pelit, apalagi membayar atau membantu orang lain.
Memang, tidak tidak semua yang begitu. Tapi mayoritas adalah yang begitu!
Jadi mulai sekarang, kita harus menekankan diri sendiri bahwa kita harus disiplin dan memulai menjaga kesolidaritas yang positif, bukan yang negatif atau malah nepotisme.

Hal ini saya ceritakan, karena saya melihat teman-teman saya yang malas bayar uang kas tapi kalau jajan paling kencang sekalipun tidak lapar. Hm..

Rok Mini di Sekolah

Aku tergolong orang yang menyukai menonton TV. Dan tentu aku sedikit mengetahui yangmana tontonan yang baik untukku, yangmana bukan. Ketika aku menonton Film Remaja bertema persahabatan, tapi setelah ditonton, ceritanya malah cinta-cintaan. Okelah nggak apa-apa, selagi masih wajar. Tapi yang sebenarnya yang bikin gerget itu pakaiannya. Karena pakaian mereka khususnya pakaian sekolahnya.
Masak roknya pendek lebih diatas lutut. Sudah begitu, tidak berdasi, lagi!
Dan mereka hanya memerkan kalung mereka yang besar sebagai pengganti dasi mereka. Emang itu pelajar ya?Mau belajar atau mau jalan di Catwalk sih?
Setahuku, rok-rok mini itu adanya di luar negeri. Kalau rok sekolah kita itu selalu 5 cm di bawah lutut. Sydah begitu, saat aku menonton sinetronnya, ternyata itu adalah sekolah unggulan!
Parah amat sih!
Emang sekolah unggulan itu berpakaian seperti itu ya?
Iya sih, itu cuma sinetron. Tapi yang namanya TV, kan di tonton seluruh masyarakat. TV itu pengaruhnya sangat besar untuk membentuk perilaku seseorang. Kalau isi TV-nya begituan semua, bagaimana akhlak masyarakay nanti?apalagi kalau remaja yang nonton. Remaja kan sangat labil. Pantas saja, remaja sekarang tidak ada bedanya sama remaja yang di luar negeri!

Da'i Sejuta Umat

Ada satu kalimat yang masih teringat olehku ketika Alm. Zainuddin MZ wafat. Yaitu, "Keuangan Yang Maha Kuasa". Benar saja. Rakyat Indonesia ini tampak sudah tidak mengimani sila Pancasila yang Pertama. JUstru mereka malah terbawa kapitalis yang mengakibatkan diri mereka menjadi Keuangan Yang Kuasa, bukan lagi Ketuhanan Yang esa. Apakah benar uang itu adalah dewa?

Hm...
Mungkin karena aku telat kali ya. Aku baru bisa 'melihat' beliau ketika beliau telah wafat. Ku kira Ia sama dengan politikus yang lain. Karena di mata ku, politikus itu hampir tidak ada benarnya. Namun, aku hanya baru bisa 'melihat' Da'i sejuta Umat ini. Hmmm...

Kata-katanya itu, memang kata-kata yang mudah dicerna dan indah untuk didengar. Rasanya aku menyesal atas kematiannya itu. Dan entah mengapa, aku merasa ingin menangis mendengar berita kepergiannya. Di dalam hati, aku selalu berucap di dalam hati keetika meenonton kepergiannya di TV, "aku akan menyusulnya."
Aku bisa merasakan kematian itu semakin dekat. Terlebih kiamat juga semakin dekat.
Bila melihat perjalanan kematiannya, Beliau wafat ketika pulang dakwah. Aku merasa senang. Karena itu akan menjadi syahid. Terpikir olehku, apakah mungkin aku akan menjadi syahidah?

Hmm...umur seseorang, hanya Allah yang Maha Mengetahui...

About Me

Foto Saya
Andeke Parsi
Lihat profil lengkapku