80% Lingkungan sangat mempengaruhi kita dan 60% pengalaman sangat membantu kita. Itu artinya kita harus melakukan tindakan yang nyata atau praktek untuk meningkatkan kemampuan kita. Dan bila belum terbiasa, maka lakukan 40 hari berturut-turut. Awal merupakan sulit. Namun kita bisa karena terbiasa...
Ganbatte!
Luruskan orientasimu!
Saling mengingatlah sesama teman
Satukan mimpi kita! Yosh!

Sumpah Pemuda gitu loh!

Aku senang, teman-teman ku banyak yang ingat kalau sekarang adalah Hari Sumpah Pemuda. Bagi ku, Hari Sumpah Pemuda adalah Hari nya anak muda. Pada hari itu, kita harus ingat bahwa seluruh pemuda yang mewakili daerahnya mengucapkan Sumpah. Dulu, Kita semua bersatu, dan benar-benar cinta negeri. Sungguh berbanding terbalik dengan sekarang, yang benar-benar sangat jauh. Banyak anak-anak muda zaman sekarang yang lalai hingga mereka lupa bahwa mereka adalah para pemimpin negeri ini. Betapa tidak?Dari kecil saja, sudah disuguhi video porno, game berbau kekerasan, mencoba-coba narkoba, seks bebas, dll. Anak-anak muda kini kebanyakan sudah rusak! Mereka hanya mengisi masa muda mereka untuk berfoya-foya dan meniru budaya luar. Jelas kita adalah orang timur. Kita tidak bisa menelan bulat-bulat budaya dari luar. Orang luar mungkin terlihat keren, tapi kalau tidak cocok dengan budaya kita untuk apa ditiru? Kebanyakan kita lebih bangga budaya luar ketimbang budaya sendiri. Namun, bila budaya sendiri diklaim orang luar, kita sudah mengamuk-ngamuk hingga dendam kesumat dengan negara yang sering mengklaim budaya kita. Seharusnya kita sadar, kenapa mereka mengklaim, karena kita lalai dan tidak mengacuhkan budaya sendiri. Kalau dilihat, sepertinya negeri kita akan bersatu bila diserang budaya luar. Tapi, bukankah dalam keadaan aman pun, kita juga bisa bersatu???
Belum lagi, bahasa-bahasa alay yang sering dituturkan kebanyakan remaja, sungguh merusak tatanan bahasa Indonesia yang baik. Gunakanlah bahasa yang baik benar, tidaklah baik dipleset-plesetkan.
Mengingat Hari Sumpah Pemuda sekarang, Seharusnya kita sebagai pemuda atau anak muda saling intropeksi diri, apa yang pernah kita berikan/perbuat pada negeri tercinta???Jangan hanya mengucap "Selamat Hari sumpah Pemuda" saja. Karena tindakan jauh lebih baik daripada bicara. Lebih baik bekerja daripada banyak berbicara, bukan?
Ini Fakta. Seorang Bapak tidak mampu membiayai wisuda anaknya. Awalnya, Bapak itu dan Wali Kelas bicara baik-baik saja di ruang guru. Sang Bapak bicara apa adanya bahwa Ia memang tidak punya uang. Tapi, wali kelas itu tetap kekeuh agar Sang Bapak segera membayar. Hingga terlontar di mulutnya, "Saya tidak peduli Bapak dapat uang dari mana!!!" Tentu Bapak itu tersinggung. Barulah Bapak itu mulai berdebat dengan Wali kelas. Wali kelas itu bicara seakan-akan Ia yang punya sekolah, padahal itu sekolah Negeri. Dia sudah seperti Rentenir. "Berarti Ibu bisa saja menyuruh saya jadi maling, dong?"lawan si Bapak yang mulai tegas. Semua guru di ruang guru itu melihat perdebatan mereka. Hingga wali kelas lelah dan terpojok. Tidak sampai di situ, saat sang anak ke ruang guru, saat itu ayahnya sudah pulang, sang anak malah seperti dihina salah seorang guru yang menonton perdebatan antara ayahnya dan wali kelasnya. Guru itu bilang,"masak bayar seratus perbulan saja tidak bisa?!" Terdengar sombong. Ayahnya benar-benar tidak mampu, mengapa musti dipaksa???!!!
Ini fakta dari salah seorang teman. Aku benar-benar miris. Guru-guru itu sekan sangat mengharapkan uang-uang dari wali murid. Padahal meraka digaji pemerintah. Tiada bersyukurnya. Orang susah pun dijepit juga. Jangan salah, bila seorang murid berlaku negatif, karena guru nya sudah mengajari. Buah tidak jatuh dari pohonnya. Guru kencing berdiri, Murid kencing berlari-lari. Pepatah-pepatah itu masih berlaku!!!

Warnet 'Laki-laki'

Akhir-akhir ini, banyak terjadi perkelahian yang didominasi remaja, Selain itu, juga ada masalah pemerkosaan. Dan setelah diketahui, ternyata diantara mereka adalah para netter. Tapi netter yang yang negatif. Mengapa negatif?Karena di warnet, keseringan mereka melihat video atau gambar-gambar porno, juga mereka bermain game yang identik dengan kekerasan. Kenapa saya bicara seperti ini?Ini fakta. Saya, juga seorang netter. Saya perempuan. Saya merasa risih melihat anak laki-laki di warnet yang melihat adegan yang tentu sangat menyinggung saya sebagai perempuan. Pernah, saya ke warnet di dekat rumah, isi warnetnya, laki-laki semua dan semua umur. Warnet itu dipenuhi asap rokok. Sangat ramai. Karena diantara meraka banyak bermain game, game kekerasan. Awalnya aku tidak peduli. Karena, aku sendiri masih semi-tomboy (namun agak terganggu dengan asap rokok yang bau) jadi tidak begitu mempedulikan gender dengan siapa aku berkumpul. Tapi, sang administrator warnet, menyetel suara-suara perempuan yang sangat mendesah. Aku jijik mendengarnya. Benar saja, setiap hari, warnet itu selalu rame, selalu banyak motor di depan warnet itu. Aku mengintip ke dalam, laki-laki semua. Sejak itu aku tidak mau ke warnet itu lagi. Karena netter-netter yang ada di sana hanya otak ngeres yang ada saat bermain internet. Namun, walaupun demikian, ada juga warnet yang pernah ku kunjungi di belakang rumah yang laki-laki semua, aku sendiri yang perempuan. Kebanyakan bocah-bocah semua. Ternyata, mereka semua itu Japan Lovers. Wajar, kebanyakan Japan Lovers adalah laki-laki. Tapi, tetap saja, kita tidak pernah tahu apa yang mereka surfing walau disetel musik-musik J-Pop.
 Akan tetapi, saya masih miris pada mereka para laki-laki yang keluar dari warnet menjadi brutal. Tadi saja di koran, saya membaca tentang anak kos-kosan campur. Si penyewa kosa yang laki-laki tergiur dengan si penyewa kos perempuan sehabis dari warnet yang ternyata baru selesai menonton adegan seronok. Si penyewa kos perempuan pun segera diperkosa. Untungnya, si penyewa kos perempuan selamat berkat teriakannya dan si pemerkosa pun di babak belur. Selain itu, ada juga kegiatan negatif seperti remaja mengamuk atau senang berkelahi sehabis bermain game berbau kekerasan. Sungguh, miris sekali...!!!
Seharusnya dengan kejadian itu, game yang berbau kekerasan dilarang beredar di Indonesia karena berdampak pada remaja atau anak-anak Indonesia yang masih labil. Juga, seharusnya video atau gambar-gambar porno tidak beredar lagi dengan adanya kejadian yang menimpa anak-anak kosan di atas. Saya sungguh tidak mengerti, kenapa game dan video itu masih juga beredar. Aku tidak tahu akan jadi apa negeri ini, bila generasi-genarasinya seperti itu...Tapi, semoga saja bisa teratasi...Aku sangat berharap!!!

Jihad?

Baru saja aku membaca sinopsis Film Indonesia di koran. Film itu masih baru. Katanya sih tentang masalah kerukunan umat beragama. Ada juga bau-bau Jihad dan teroris diantara tulisan yang ku baca. Yang membuatku tertarik memposting ke sini, karena ada tulisan yang sangat janggal. Yaitu tentang seorang pemuda yang terpaksa memilih bom bunuh diri setelah dihasut orang. Parahnya, bom bunuh diri disamakan juga dengan Jihad. Aku kaget. Tapi aku langsung mengatakan 'pantas saja'. Karena koran itu berasal dari media massa yang tidak menyukai salah satu agama. Aku tidak mengerti, yang menulisnya itu tidak tahu atau memang sengaja menyamakan bom bunuh diri dengan Jihad. Tapi, tetap saja, bom bunuh diri jauh beda dengan Jihad. Kebanyakan orang berpikir bahwa Jihad identik dengan keradikalan, kekerasan atau teroris. Padahal jelas salah bagi mereka yang tidak tahu. Jihad itu memiliki arti yang sangat mulia, yaitu bersungguh-sungguh mencurahkan tenaga untuk mencapai satu tujuan dengan Lillaahita'ala. Sementara bom bunuh diri?
Islam tidak mengajarkan bunuh diri. Bunuh diri itu seperti keputus-asaan, maka itu ia membunuh dirinya sendiri untuk mengakhiri masalahnya dengan mengakhiri hidupnya. Sementara Islam menyuruh kita yang muslim agar tetap optimis dan semangat, tidak putus asa. Di setiap kusulitan, pasti ada kemudahan. Dengan cara apa pun ia bunuh diri, dengan bom bunuh diri, gantung diri, atau apa pun, tetap Islam tidak mengajarkan bunuh diri dalam alasan apa pun.Oleh karena itu, sangat salah apabila bom bunuh diri disamakan dengan Jihad!

Industri Musik Indonesia?

Salah satu musisi bilang, ia berharap agar industri musik Indonesia terus maju. Aku agak aneh dengan Industri Musik Indonesia. Saya rasa tidak ada beda nya dengan band-band atau musik-musik lain di luar negeri. Semua musiknya itu-itu saja. Membosankan, Kita kan Indonesia, sisipkan musik Indonesianya dong. Aku salut sekaligus iri dengan band Jepang yang kadang menyelipkan musik tradisionalnya. Mengenai beragamnya musik Indonesia, itu sesuaikan saja dengan musik POP atau apa pun dan lagunya. Jangan hanya kita mengikuti budaya luar saja. Tampakkan jati diri kita sebagai Indonesia.Sedikit sekali para musisi yang menyelipkan musik Indonesia. Aku tidak mengerti. Aku yakin, semua negara akan menyukai musik kita jika kita mamadukan musik yang dimiliki band dengan musik tradisional kita. Negara mana sih yang tidak menyukai budaya Indonesia?Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari, karena musik-musik tradisional kita diklaim negara lain. Banggalah menjadi musisi Indonesia!

Ummat yang Gagal

Aku sedang membaca sebuah buku dari penulis Oki Setiana Dewi. Yang ku melekat di otak ku hingga ku tuliskan ke blog ini adalah tentang Umat yang Gagal. Setelah aku membacanya, aku menarik kesimpulan bahwa untuk kita, kita tidak boleh menjadi umat yang gagal. Kenapa dikatakan umat yang gagal?Karena Mereka tidak mau mengenal sejarah mereka. Hal ini dialami oleh ramaja-remaji seusia ku. Malah kebanyakan, mereka bermain-main dengan usia mereka yang masih muda. Aku paham. Aku mengerti. Usia remaja adalah usia - usia yang sangat rentan. Di usia itu, kita sedang mencoba-coba hal-hal yang baru. Namun, belakangan ini, hal-hal baru yang ku lihat kebanyakan adalah hal-hal yang berbau negatif. Miris sekali. Di usia yang masih muda, kita malah membuang-buang waktu kita dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Tidak perlu ku jabarkan seperti apa hal-hal negatif dan tidak bermanfaat itu. Baik, kita pilih satu contoh yang kini sedang hangat-hangatnya, yaitu tentang tawuran SMA. Jujur, sebagai remaja, aku merasa sangat malu. Malu sebagai remaja indonesia. Kita terlihat tidak mensyukuri apa yang ada. Negara kita aman. Tapi kita malah berkelahi dengan saudara sendiri, bahkan hingga tewas dan parahnya hanya disebabkan masalah sepele.
Tentu kita tidak mau dong menjadi Umat yang Gagal atau Generasi yang hilang?
Dulu, aku juga tidak begitu peduli dengan negeri ini. Tapi, aku merasa ada yang membakar rasa nasionalisme ku setelah menonton film dalam negeri. Film itu menceritakan tentang betapa besarnya perjuangan para pahlawan Indonesia berjuang dan mempertahankan Indonesia dari Penjajah. Melihat mereka yang berdarah-darah seperti itu, apa aku tega membuang-buang waktu ku dengan tidak mencintai negeri ini?begitu banyak yang ingin memperebutkan Indonesia ini walau kini kita sudah merdeka. Sejak itu, aku jadi tidak merasa kesulitan membaca buku sejarah. Padahal awalnya aku tidak suka sejarah, karena membosankan dan lagi-lagi itu lagi itu lagi. Namun, kini aku menghayati apa yang tertulis di buku sejarah. Teringat oleh ku, nasib veteran-veteran kita. Mereka telah memperjuangkan Indonesia ini, tapi nasib mereka tidak baik. Aku malu sekali.

Bagi kalian, apakah kalian masih mau dianggap Umat yang Gagal?
Ayolah ketahui sejarah kita agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama di waktu lampau.
Dan aku sangat mengecam ucapan teman ku yang mengatakan, "Untuk apa belajar Sejarah?Emang kita Orang Zaman Dulu?" Tidak akan aku maafkan mereka (pribumi) yang tidak mencintai negeri nya!

About Me

Foto Saya
Andeke Parsi
Lihat profil lengkapku