80% Lingkungan sangat mempengaruhi kita dan 60% pengalaman sangat membantu kita. Itu artinya kita harus melakukan tindakan yang nyata atau praktek untuk meningkatkan kemampuan kita. Dan bila belum terbiasa, maka lakukan 40 hari berturut-turut. Awal merupakan sulit. Namun kita bisa karena terbiasa...
Ganbatte!
Luruskan orientasimu!
Saling mengingatlah sesama teman
Satukan mimpi kita! Yosh!

Bangga Menyebut Diri 'Jablay'

Di dunia kuliah ini, aku banyak menemukan yang namanya pergaulan bebas. Bebas, bahkan bebas seperti pergaulan bebas yang anda pikirkan. Jadi, saya harus pandai memilah-milih pergaulan yang baik untuk saya serap. Semua yang mini-mini yang biasanya ku lihat di TV, kini ada di kampus. Bahkan mereka sangat bangga memamerkannya di depan umum. Menjuluki diri mereka sendiri dengan julukan yang buruk pun mereka bersedia. Semisal, bukan misal malah tapi memang fakta. Salah satu temanku bangga dengan julukan 'jablay'nya. Astaghfirullahaldzim. Remaji atau anak muda perempuan Indonesia sudah rusak! Ya, memang tidak semua tapi hampir semua begitu. Kita orang timur, orang Indonesia bahkan kita ini muslim, tidak tampak sama sekali jiwa nasionalisnya, tidak tampak kecintaannya pada agamanya. Mereka lebih suka menjual fisik mereka ke lawan jenis. Jadi, tidak salah juga kalau banyak laki-laki yang berpikir porno, perempuan pun malah memberikan kesempatan untuk mencicipi mereka. Jangan pernah menyamakan diri kita dengan bangsa lain. Cara kita maju lain dengan caranya. Boleh kita tiru yang baik dari bangsa lain, tapi apa yang tidak sesuai dengan kita terlebih melanggar norma agama, maka jatuhlah kita. Kita mayoritas Muslim!
Ingatlah, bahwa dibalik kesuksesan seorang pria ada wanita di belakangnya. Jadi sama sekali tidak salah jika kalian meragukan akan kemajuan Indonesia karena para putri-putrinya tidak memberikan apa-apa untuk bangsanya dan segelintir yang mau menyedekahkan apa yang bisa Ia sedekahkan untuk negaranya.

Indonesia Primadona

Kabar yang beredar dari dunia maya banyak menuliskan bahwa negara-negara sedang menyadap Indonesia. Mungkin hal ini tidak terpikirkan oleh remaja kita kecuali yang benar-benar memikirkannya. Hal ini disebabkan mereka terlalu sibuk dengan dunia mereka masing-masing dan ada pula yang sibuk dengan idola luar negeri mereka yang jelas-jelas tidak memikirkan mereka. Aku tidak bicara sembarangan. Ini dari kacamata beranda facebook ku. Memang tidak salah kita mengidolakan seorang entertainer. Tapi bukan berarti kita acuh tak acuh pada negara sendiri hanya karena ada pihak tertentu yang lebih wajib memikirkannya dan ada pula yang beranggapan kalau negara ini tidak perlu dipikirkan. Sesat sudah remaja masa kini. Biar bagaimana pun Indonesia ini primadona. Biar kata pemerintah iya nggak iya nggak mengurus rumah tangga negara ini. Tapi kalau bukan kita para generasi muda, siapa lagi?Justru itulah dengan banyak pemimpin yang kiranya tidak mampu, kita harus memampukan diri supaya tidak malu menjadi bangsa sendiri. Sejak dulu, Indonesia ini sudah banyak yang melirik tapi kita sang pemilik sibuk memuja-muja bangsa lain yang diam-diam punya rencana buruk pada negeri ini. Ini bukan suuzon. Tapi sejenis WASPADA. Sungguh, Indonesia ini negara yang aman biar rakyatnya begana begini, Indonesia ini yang teraman dibanding negara lain. Maka dari itu para negara lain berburu membuat kekacauan supaya mereka mudah memasuki dan memiliki Primadona ini. Perlu diketahui, Indonesia ini mirip surga loh. Jadi, SANGAT DISAYANGKAN kalau Primadona ini dilepas begitu saja.
Jadi, cobalah berpikir lebih jauh lagi tentang pentingnya mempertahankan negeri ini. Tidakkah kau berpikir betapa susah payahnya para pejuang memperebutkan tanah surga ini dari para penjajah???

Hebatnya Sains dan Hebatnya Mimpi/Impian

Sama sekali aku tidak menghina dunia persepakbola Indonesia. Boleh dibilang, aku masih suka  dengan futsal atau sepakbola. Hanya saja, aku menyayangkan para pendukungnya. Mereka terlalu fanatik. Memang sepak bola adalah tugas mulia untuk mengharumkan nama baik bangsa. Tapi itu tidak menjamin akan kemajuan suatu bangsa. Tiap ada pertandingan sepak bola selalu saja begitu. TV pun penuh dengan berita sepak bola. Padahal kemajuan suatu bangsa bukan dilihat dari dunia olahraganya tapi sainsnya. Sebenarnya aku suka sekali segala yang berbau tentang pengharuman nama baik bangsa. Tapi tiap pertandingan selalu begitu.  Giliran ada olimpiade sains, TV hanya menyorot kepulangannya saja dan apa-apa saja yang dibawa pulang dari hasil olimpiade. Padahal kalau kita mau tahu proses dibalik kesuksesan mereka, kita pasti akan terharu. Tapi mungkin hanya beberapa saja, karena kebanyakan kita menjadikan momok dunia hitung-menghitung itu. Memang, itu wajar. Tapi di sanalah letak keberhasilan suatu bangsa disamping bagusnya paradigma suatu bangsa yang bagus untuk kemajuan bangsanya.Kalau kita mau, semua pasti bisa dilakukan. Dan kalau kita mempercayai pepatah ajaib "Dimana ada kemauan, di situ ada jalan", Allah pasti akan membantu kita. Semua berawal dari mimpi. Tidak baik meremehkan mimpi sekalipun mimpi yang tinggi sekali pun. Kalau kata orang 'Gak usah mimpi yang tinggi-tinggi, ntar jatohnya sakit', abaikan. Jikalau kita berfokus pada kalimat rendahan itu, kita jadi ragu untuk melangkah karena kita sudah pasrah. Semisal jepang deh. Negeri itu sungguh hebat. Hanya berawal dari imajinasi, mereka berusaha mewujudkannya tanpa kenal menyerah. Apalagi kita punya Allah. Selama tujuan kita baik, Allah pasti akan mendukung kita. Maka berprsangka baiklah pada Allah. Mungkin saat kita berusaha menanjak mimpi itu, kita pernah jatuh tapi Allah selalu ada untuk kita. Kita tidak pernah sendiri selaghi kita masih percaya dengan rencana Allah. Khusnnudzonlah kunci kita sebagai anak muda supaya ingin maju. Yang namanya hidup, pasti ada sakit, airmata dan senyumnya. Untuk itu tidak ada alasan lagi untuk kita menolak fisika. Lagipula Allah menghitungnya sebagai pahala walau kita berusaha tapi kita tetap tidak bisa juga. Hal ini tidak hanya ditujukan untuk sains dan fisika saja tapi juga yang lain.
       Susunlah mimpi kita, ukirlah. Tapi biarkan Allah mengganti satu atau beberapa rencana kita untuk diganti dengan rencana-Nya yang lebih baik. Rencana Allah itu jauh lebih indah dari yang kita duga. Percayalah.

Postingan ini untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda untuk anak muda yang ragu bermimpi, maka dari sekarang harus berani bermimpi!

Budaya Jalan Kaki

Temanku berdecak kagum karena aku berjalan kaki dari rumahnya ke rumahku yang beda kelurahan. Aku hanya menganggap biasa, sebab kebanyakan orang memilih berkendaraan motor. Mungkin karena aku tidak punya motor juga, makanya aku jalan kaki. Sekalipun aku punya uang untuk naik angkot, aku lebih suka jalan kaki. Karena ku pikir jalan kaki lebih sehat. Kadang aku bersyukur karena belum pernah punya kendaraan sampai sekarang. Pernah aku sudah lama tidak jalan kaki, sekalinya aku jalan kaki jarak jauh, kaki ku pegal sekali. Itu artinya kaki ku harus dibiasakan berjalan kaki supaya tidak pegal dan sakit saat memulai. Budaya itu ku terapkan sejak aku SD yang jarak SD ku dan rumahku jauh sekali sampai orangtuaku heran. Padahal mereka bercerita zaman mereka itu orang terbiasa berjalan kaki bahkan hitungan kilometer. Hal itu menyebabkan tubuh mereka tetap sehat. Dan aku ingin menerapkannya pada diriku sendiri. Mungkin karena kebanyakan anak muda sepertiku lebih suka berkendaraan dari pada jalan kaki, makanya orangtuaku memandangku heran. Sama sekali tidak ada rasa malu kalau pun aku berjalan kaki sementara yang naik motor. Terkadang aku malah miris dengan anak muda bahkan anak SD zaman sekarang. Mereka dibiasakan oleh orangtuanya mengendarai sepeda motor. Selain karena tidak punya SIM/STNK dan dibawah umur, mereka juga masih terlalu pemula untuk mengendarainya. Terlebih hanya lain gang saja, mereka naik motor. Kadang aku tertawa sendiri di dalam hati, "Dekat saja masih naik motor???". Ku rasa berkendara itu baiknya kalau memang jauh sekali. Kalau masih jarak beberapa rumah saja, kenapa harus naik motor?
Asal kalian tahu, jepang sebagai negara penghasil kendaraan terbanyak saja malah membudayakan jalan kaki di negerinya sendiri. Mereka hanya memproduksi dan hasil produksinya itu dikirim ke luar negeri. Lah kita lebih bangga membeli kendaraan, padahal jalan kaki itu jauh lebih baik. Dan perlu diketahui, salah satu negara eropa malah memperbanyak produksi sepeda dibanding mobil karena mereka mulai sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Jadi tidak perlu ada alasan untuk gengsi karena tidak memiliki kendaraan. Cobalah berpikir cerdas dan meniru yang baik-baik dari luar negeri adalah baik kalau kalian memang ingin menirunya.


Malu Berbatik

Dari adikku bilang kalau ada temannya yang malas memakai batik. Lalu kemarin saat berkumpul dengan teman-temanku yang dari mereka ada yang bercengkrama tentang batik yang katanya kalau semua orang pakai batik seakan PNS. Nada suaranya pun ada kesan 'enggan'. Di dalam hati aku nyengir. Sebab baru-baru ini aku membuka facebook tentang artis jepang yang sangat mencintai Indonesia atau bisa dikatakan IndonesiaLover. Ia pun bangga mengenakan batik. Lagipula, kimono pun 'kalah' oleh batik. 
Batik itu sudah menjadi identitas bangsa. Sudah sepatutnya kita menjaganya. Bangsa lain saja bangga kenapa kita yang punya malah bertolak belakang?
Mungkin bosankah?Malukah?
Tapi coba kita tengok ke luar negeri. Negeri ini kadang lucu. Di dalam dihinakan, di luar malah dapat penghargaan. Tidak hanya batik, beberapaidentitas bangsa linnya juga demikian. Apalagi kita anak muda. Yang muda yang meneruskan. Kalau bukan kita, siapa lagi?orangtua?Kitalah penerus mereka!!!

Rendahnya Daya Saing

       "Ayah...ayah...nilaiku lebih besar darinya..." kata ku pada Ayah waktu SD. Namanya juga SD, jadi pamer bin norak sedikit. Dan wajar kalau norak ke orangtua. Ayahku tentunya bangga karena aku mampu mengalahkan temanku yang langganan juara kelas, sementara aku langganan juara tiga.
Tak disangka, teman dekatnya si juara kelas memandangku sinis dan mungkin menganggapku jahat.
Sebab di kelasku ini ada tiga geng yang terbentuk. Perempuan terbagi menjadi dua, dan laki-laki menyatu semua dengan ketua geng si anu. Nah, salah satu geng perempuan diketuai oleh juara kelas.  Setiap belajar, semua anggota gengnya menyerahkan hasil jawaban ke ketua geng dan kalau nilai ketua geng jelek, maka anggota geng akan merasa sedih dan saling merasa bersalah. Maka, wajar bila ada anggota gengnya sinis dan memandangku jahat karena aku senang bisa mengalahkan nilai si juara kelas. Itu sangat aneh, tidak hanya bagiku tapi bagi dunia pendidikan. Ya, selain belajar, kita juga memang akan berteman di kelas. Tapi bukan berarti kita kehilangan rasa iri positif itu. Benar-benar tidak ada daya saingnya sama sekali. Tidak hanya terjadi di SD, tapi juga sampai ku kuliah, aku melihat teman-temanku ada yang seperti itu. Baiknya, kita itu harus individualist kalau belajar. Jangan kita marah kalau kita tidak diberi contekaan, tapi marahlah atau kecewalah bila kita tidak diajar atau tidak diberi ilmu. Dengan menyontek, apa yang kita dapat selain nilai yang jelas bukan hasil kita. Selama hampir tiga semester ini aku tidak pernah mendapat peringkat apa-apa di kelas. Nilaiku lebih buruk dibanding nilai-nilaiku semasa sekolah. Mungkin karena pelajaran-pelajaran yang masih sangat baru bagiku terlebih latar belakang SMA ku berbeda jurusan dengan jurusan yang ku pilih di perkuliahan. Walau demikian, aku tetap merasa iri atau 'kesal' kalau ada yang juara kelas. Itu normal. Lagipula kita bersaing secara positif dan itu alami. Justru sangat aneh kalau ada teman yang memandang si juara kelas sebagai si pinter dan si teman ini tidak ada niat untuk menandingi nilai si juara kelas. Mungkin ini salah satu mengapa Indonesia hanya jalan di tempat. Murid-murid tidak memiliki daya saing sama sekali. Malah akan menadang sinis dan menjauhi orang yang tidak mau berbagi dalam ujian alias menyontek. Aku memang pernah menyontek. Tapi aku tidak pernah marah dan memaksa calon pemberi contekan karena itu hak dia, dia yang berusaha jadi suka-suka dia. Justru sebenarnya aku sangat malu khususnya pada diriku sendiri karena aku tidak mampu mengerjakannya dan ternyata aku menyalin dari apa yang teman kerjakan. Itu seharusnya yang dimiliki tiap orang secara normalnya.
Mungkin masih jarang anak-anak Indonesia yang demikian. Karena rata-rata dari kita hanya mengincar nilai, ijazah dan selesai. Seakan tidak punya tujuan hidup. Memang ada orang yang akhirnya menyadari di tengah jalannya. Tapi tidak sedikit dari kita yang akhirnya memang mengejar nilai yang penting selesai.
Adakah dari kita yang menyadarinya???
Aku harap kita sadar siapa kita. KITA INI ANAK MUDA!!! BUKAN BOCAH INGUSAN!!!

Penyalahgunaan 'Insha Allah'

Banyak dari kita yang mudah menyebut 'Insha Allah' untuk menyatakan perjanjian. Tapi hampir semua hanya 'Insha Allah' di mulut dan nytanaya banyak yang berpaling dari apa yang dijanjikan. Bahkan ada yang mengucap 'Insha Allah' dengan wajah senyum-senyum tanda keraguan. Tentu si teman akan bete. Maka banyak dari kita 'Jangan Insha Allah, tapi harus iya!'. Penggunaan Insha Allah itu sendiri berarti kita menyanggupi atas izin Allah. Sementara kita melalaikan dengan menyalahgunakannya dan banyak yang tidak suka dengan kata 'Insha Allah'. Kalau memang ragu, tidak usah 'Insha Allah'. Sebab, kita juga di dalam dua suku kata itu, kita juga berhadapan dengan Allah. Alangkah baiknya, kita yang anak muda jangan mudah terkontaminasi budaya buruk ini. Mungkin ini sepele. Tapi, semua yang besar, pasti dimulai dari yang terkecil bahkan mungkin sepele. Kita yang muda, kita yang berubah kalau mau maju, tidak baik saling menunjuk untuk saling menyalahkan.

Indonesia Bukan untuk Dicibir

Mungkin tidak sedikit diantara kita yang mencibir bumi pertiwi ini. Namun apa salahnya hingga mendapat cibiran???Karena korupsi? karena ketidakseriusan???
Tadi, aku bicara pada seseorang. Aku mengandai coba Indonesia seperti negara *sensor* (tidak hanya negera yang ada di pikiran kalian, tapi juga negara lainnya yang mampu memberdayakan ekonominya). Lalu, seseorang itu malah mencibir,"Indonesia mah gak serius!". Ya sih...tapi tidak usah ditunjukkan seperti itu juga kali. Apalagi kalau sampai kalau ada anak yang polos melihatnya. Tentu akan ter-mindset ke otak anak itu kalau tanah air nya memang negara yang ya kerjanya membuat rakyat kecewa terus. Lalu, bagaimana Ia akan mencintai negaranya sendiri kalau sudah dididik demikian?Yup. Sebagai warga yang mengerti negeri ini, seharusnya tidak perlu menunjukkan rasa tidak senang kita. Apalagi kalau si anak berkeinginan ingin pindah negara saja yang dirasa tidak mengecewakannya, lalu seseorang tadi bilang tidak ada yang lebih nyaman dibanding tinggal di Indonesia. Nah, anak ini pasti bingung dong??? "Nih orang menghina Indonesia mulu, tapi katanya tidak ada yang lebih enak dibanding tinggal di Indonesia?" pasti ada pikiran seperti itu.
Walau kita tahu negara ini ya begitulah...tapi kita harus tetap menunjukkan yang baik-baik ke si anak. Kalau si anak terlanjur mengetahui yang buruk, maka harus diberi solusi yang cerdas untuknya sebagai generasi bangsa, bukan malah tambah menghina. Ini Indonesia loh. Indonesia ini bukan untuk dihina dan dicibir. Kalau ada yang membuat kita tidak sreg, cibiran bukanlah solusi. Biar bagaimana pun, banyak negara lain yang menginginkan negara ini entah dalam bentuk apa pun caranya. Apa kita rela negara kita dimiliki bangsa lain???Kita tuan rumah, kok malah pendatang yang berkuasa???
Lagipula, ada banyak cara untuk menunjukkan rasa cinta kita pada negeri ini. Tidak melulu dengan demo dan unjuk rasa. Seperti yang ada di iklan, Talk Less Do More!!!
Diam itu emas. Jadikan diri kita bermanfaat walau banyak orang yang tidak menyadari atau mengetahuinya. Seperti Jantung yang terus berdetak tapi tetap membuat hidup walau kita tidak menyadarinya.

Budaya Buruk yang Tercipta di Sekolah

Dari sekolah, anak Indonesia sudah 'dilatih' untuk tidak menghargai orang lain. Mengapa?
Semisal menyontek. Mungkin sudah menjadi kebiasaan kita anak Indonesia bahkan sudah menjadi budaya turun temurun di sekolah. Kalau saya pernah menonton di TV, menyontek itu budaya calon koruptor. Ternyata tidak hanya itu saja. Menyontek juga wujud kita kepada teman terhadap tidak pentingnya sebuah penghargaan. Ada yang sudah terbiasa hingga merelakan jerih payahnya dicontek orang, namun tidak banyak yang menahan sakit hati karena teman-temannya dengan santai menyalin hasil kerjanya.
Ada pun yang pelit contekkan, maka Ia dikucilkan. Bukankah itu hal yang sangat bodoh????
Mengapa kita harus mengucilkannya???Itu hak dia mau memberi contekan atau tidak! Yang kerja dia! kenapa kita yang ngotot?! Yang ada, kita bodoh! untuk apa kita marah??? Namanya saja belajar, bukan menyontek! itu pesan yang sering didengungkan di sekolah.
Yang lebih parahnya lagi, saat jelang UN seperti yang pernah terjadi di bangku SMA, guru-guru malah menyuruh murid yang pintar untuk tidak pelit saat UN!
Guru macam apa itu????Bukankah guru itu teladan kita di sekolah???
Yang namanya ujian, seharusnya dilarang keras menyontek!
Jelas saja kebanyakan dari kita tidak menhormati pahlawan....TEMAN SENDIRI SAJA TIDAK KITA HARGAI!!!
Menyontek itu sama saja tidak menghargai teman! Tidak menghargai hasil kerja teman!
Ada pun teman yang memberi contekan, dia malah membodoh-bodohi temannya karena membiarkan temnnya malas. Akankah kita akan menjadi menjadi negara maju sementara budaya saling menghargai saja tidak ada!

Menggambar dan Mengarang

Iseng. Dosen belum datang. Hanya aku dan sang ketua kelas. Aku pun memanfaatkan spidol yang ada untuk mencoret papan tulis. Aku pun menggambar sesuka hatiku. Begitu teman-temanku semua masuk, mereka melarangku untuk menghapusnya. Ya sudah. Dosen pun masuk dan mulia mengajar. Saat beliau melihat papan tulis, beliau malah memujiku. Tapi bukan pujian yang akan ku bahas. Tapi kata-kata yang mengandung nesehat darinyalah akan ku bahas. Katanya orang yang jago menggambar, otak kanannya bagus. Dengan begitu, Ia akan mampu atau mudah di bidang bahasa. Aku termenung. Mungkin ini sebabnya. Aku merasa otakku lambat dalam menangkap, makanya banyak temanku yang kesal kalau aku tidak mengerti di salah satu pelajaran karena aku lama mengertinya, istilah di komputernya loadingnya lama. Tapi karena aku hobi menggambar, maka aku tidak mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa. Aku belum mencari kebenarannya, tapi kalau ini memang benar, ini bisa menjadi metode yang bagus dalam belajar. Namun, tidak segampang itu juga aku bisa mempelajari bahasa seperti bahasa asing. Bahasa inggris misalnya. Percuma kalau kita jago rumusnya tapi kekurangan kosakata. Cara yang paling efektif untuk menambah kosakata adalah mengarang dan menulis dengan imajinasi. Bila kita berimajinasi, tentu akan muncul kata-kata yang tidak kita ketahui bahasa inggrisnya. Dulu aku suka menerjemahkan karanganku ke bahasa inggris, sehingga aku memiliki kosakata yang lebih banyak dari temanku. Aku pun tidak pernah mengikuti les atau kursus. Kuncinya hanya rajin. Tapi, memang awalnya aku otodidak belajar bahasa inggris. Tapi dalam sekolah, tentu tingkat kesulitan semakin tinggi kalau kita naik kelas. Dan aku sempat malas dan tidak suka bahasa inggris. Karena aku suka menulis, aku dapat menambah kosakata bahasa inggris.
Dengan demikian, metode menggambar dan mengarang sangat bagus dan efektif dalam meningkatkan mutu dan kualitas bahasa kita. Kalian boleh membuktikannya, tapi harap dilakukan dengan tekun ya.

Jugun Ianfu

Mungkin ini menjadi posting yang kontroversial....
Bagi yang mengetahui arti judul potingannya ini, tentu bulu kuduk langsung merinding...
Tapi,  dua kata di atas masih banyak yang belum mengetahuinya. Entah mengapa...Mungkin karena ini aib....
Tadi aku baru saja meminjam buku bertema Jepang dengan buku yang mungkin kontroversial. Menurut buku yang berjudul Momoye itu, Jugun Ianfu adalah budak seks untuk para militer Jepang. Baik buruknya Jepang harus ku ketahui. Mungkin karena aku JapanLover. Banyak yang harus kita tiru dari Jepang. Tapi, jangan pernah lupa tentang masa lalu kita dengan mereka. Pemerintah Jepang hanya meminta maaf tapi tidak secara khusus. Ia belum bertanggung jawab. Jangankan Pemerintah Jepang, Pemerintah kita sendiri acuh tak acuh dengan nasib Jugun Ianfu kita. Sementara Filipina sudah melakukan yang terbaik untuk Jugun Ianfu nya. Karena memang, mereka korban. Tiada yang mau menjadi budak seks, terlebih di masa yang masih sangat belia. Parahnya lagi, walaupun sekarang Indonesia sudah merdeka, para Jugun Ianfu seakan masih tersiksa karena atas apa dialaminya dan ditambah masayarakat kita yang mengucilkannya bahkan tidak menerima kehadirannya di tengah-tengah masyarakat karena katanya mereka bekas pelacur. Sangat mengenaskan!
Memang, aku baru setengah membaca buku "Momoye". Tapi ada suatu kalimat yang membuatku menyimpulkan ternyata pemerintah Jepang menyembunyikan atas adanya Jugun Ianfu, sehingga banyak golongan muda yang tidak mengetahuinya. Indonesia pun demikian, seakan menutup rapat-rapat tragedi yang sebenarnya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dari sejarah ini, seharusnya kita belajar dan sangat tidak patut para Jugun Ianfu kita dikucilkan. Mereka tidak pernah mau menjadi pelacur, akan tetapi....cobalah bayangkan andai kita berada di posisi mereka...di zaman yang sangat tertekan....BAYANGKAN!!!
Namun, jangan sekali-kali melakukan anti atau benci. Karena itu hanya menimbulkan penyakit hati. Balasa dendam pun tidak ada gunanya, Agama pun melarang. Damai itu jauh lebih Indah... Tapi jangan pernah kita melupakan sejarah. Tugas kita hanya melindungi para Jugun Ianfu. BUKAN MENGUCILKAN!!!
MEREKA SAUDARA KITA!!!

Efek Negatif Kata 'Tumben'

Sudah menjadi kebiasaan diantara kita kalau ada diantara kita yang melakukan hal yang positif malah kita 'tumben'-kan. Tidak banyak diantara mereka yang ngumpet-ngumpet, malu bahkan tidak mau melakukannya lagi karena di'tumben'-kan temannya sendiri. Seharusnya, saat teman kita berubah ke arah positif, kita dukung dia dan beri apresiasi yang positif, bukan diberi apresiasi yang negatif. Semisal, salah seorang temanku yang baru solat karena Ia jarang solat. Temanku yang lain langsung,'tumben, lu solat!'. Tentu temanku yang ingin solat ini merasa diremehkan. Hal ini malah menimbulkan efek negatif padanya secara psikologis. Mulailah dari sekarang, kita positifkan segala hal, termasuk memberi apresiasi positif pada teman kita, misalnya"wah...diteruskan ya...jangan bolong-bolong lagi...kebetulan, kita solat bareng yuk!" Begitu, teman-teman. Maaf, kalau saya agak sok di sini. Habis, saya gerget. Seperti kata AA Gym, mulai dari yang kecil dan mulai dari detik ini!

Sok yang Positif

Bukan barang baru lagi kalau selain matematika, bahasa inggris juga menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian pelajar. Tapi, kalau ada kemauan, kenapa tidak???Dunia sudah serba bahasa inggris. Bahkan kita merasa asing di negeri sendiri. Menurutku, itu kurang baik juga, karena kita ini di Indonesia jadi gunakan bahasa Indonesia. Tapi sudah terlanjur. Efeknya,  kita harus mengerti bahasa inggris mau tidak mau.
Dari pengucapan, bahasa inggris itu memang menjelimet atau kata yang sedang tren, lebay. Apa yang ditulis tidak sesuai dengan apa yang dibaca. Tapi itulah hukum bahasanya. Untuk menguasai bahasa inggris, kita hanya perlu satu kunci, yaitu sok. Kenapa?karena itu yang ku dalami. Kita memang bukan orang amerika atau inggris. Tapi Bahasa inggris sudah harus menjadi bahasa wajib kita selain bahasa Indonesia. Jadi, kita harus sok bule. Ya, sok. Pasti orang yang melihat kita pasti akan bilang kita sok. Padahal niat kita tidak untuk sok. Tapi mungkin ini perlu. Dengan ilmu sok bule ini, kita akan casciscus hingga orang-orang yang meledek kita lama-lama akan belajar pada kita. Kita harus mampu mengubah mindset bahwa bahasa inggris itu tidak sulit. Hanya butuh kefokusan. Tidak hanya sok bule, tapi juga sok yang lain seperti sok jepang, sok prancis, dll. Karena kalau tidak, kita akan lupa dengan bahasa yang sudah kita kuasai, tiba-tiba lupa karena tidak dilatih terutama orang-orang yang tidak berkecimpung dengan orang asing atau pekerjaan yang mengharuskan berbahasa inggris. Kalau bukan dari kita, lalu darimana lagi?Tapi, perlu diingat. Bawalah diri agara tidak terbawa sombong bila kita sudah mahir. Segala yang kita punya hanyalah pinjaman Allah....

Seni???

Mungkin sudah tidak asing lagi kalau berpakaian mini atau telanjang merupakan karya seni. Apakah ini frontal?Ya, sangat frontal. Betapa tidak?Saya heran. Seni darimana?itu jelas menggambarkan seseorang yang tidak mengenal budaya malu sama sekali terlebih budaya Indonesia. Memang, budaya malu Indonesia memang sedikit demi sedikit sudah terkikis. Malah ada yang kalau berpakaian yang terlalu tertutup dibilangnya kampungan dan tidak mengenal mode. Apakah ini karena perkembangan zaman?Kita memang mau tidak mau akan mengikuti zaman bahkan harus mengikuti zaman. Tapi apakah kita harus meninggalkan perintah agama? Hal ini saya ungkapkan karena tadi pagi saya baru membaca koran tentang salah satu artis. Ia berpendapat kalau berpakaian mini atau telanjang adalah seni dan masalah porno tidaknya, itu tergantung pandangan orang masing-masing. Heh! dia Muslim loh. Di zaman apa pun kita, syariah masih berlaku. Ok, kita tidak akan membicarakan agama. Sekarang begini saja, pemerkosaan terjadi karena apa?Rata-rata karena perempuannya sendiri yang tidak menjaga diri mereka sendiri dengan tidak menutup aurat mereka. Akankah kita memamerkan 'perhiasan' kita di depan umum???Apakah ada maling yang diam saja kalau ada wanita yang memakai perhiasan banyak seperti toko berjalan???Sekarang, kalian berpikir baik-baik. Bicara soal seni, saya juga seniman. Dan saya tidak mendukung bila berpakaian mini hingga telanjang merupakan sebuah seni. Semua sudah jelas. Seni darimana???

Galaukan Rakyat

Aneh. Remaja Indonesia lebih senang lagu galau, drama galau, lagu cinta, drama cinta. Padahal bangsa kita ini sedang butuh semangat. Tapi tontonan yang diberikan malah genre galau. Televisi termasuk sarana yang yang dapat mempengaruhi penontonnya seperti hipnotis. Seharusnya TV mampu memberikan program edukasi yang lebih banyak, bukan program yang membuat rakyat galau dan pasrah. KIta ini butuh semangat. Sebagai Pemuda-Pemudi yang baik, sudah seharusnya kita mampu mengubah bangsa ini menjadi yang lebih baik bukan malah ikut-ikutan galau. Karena kita adalah Penerus Bangsa. Jadi, sebaiknya kita lebih menoleh keadaan negeri ini, bukan ikut pasrah.

About Me

Foto Saya
Andeke Parsi
Lihat profil lengkapku