80% Lingkungan sangat mempengaruhi kita dan 60% pengalaman sangat membantu kita. Itu artinya kita harus melakukan tindakan yang nyata atau praktek untuk meningkatkan kemampuan kita. Dan bila belum terbiasa, maka lakukan 40 hari berturut-turut. Awal merupakan sulit. Namun kita bisa karena terbiasa...
Ganbatte!
Luruskan orientasimu!
Saling mengingatlah sesama teman
Satukan mimpi kita! Yosh!

Perempuan Ber-otak

Aku masih normal. Aku perempuan.Tidak pernah sama sekali aku menyukai pada sesama jenis. Laknat Tuhan menjadi salah satu alasanku.Namun  di sini aku tidak bicara tentang agama atau aku tidak bermaksud untuk bertausyiah. Hanya saja, aku merasa geli.
Jangankan laki - laki, aku yakin kalau perempuan yang sensitif/kritis/sehat pikirannya akan langsung melirik perempuan lain yang berpakaian yang jelas- jelas tidak layak dipakai di depan umum. Ini tentang tadi di mall. Ya, aku tahu, ini sudah menjadi kebiasaan bahkan sudah gayanya begitu di zaman meuju akhir era waktu. Pakaiannya menyeleneh. Bukan ghibah. Tapi aku merasa, ah entahlah...
Wajar saja pemerkosaan merajalela. Kebanyakan yang tampak adalah kesalahan perempuannya. Yang paling geli adalah yang ku dengar di salah satu radio. Seorang pendengar menelpon ke radio tersebut, temanya tentang harapan rakyat kepada presiden terpilih. Nah, pendengar ini menginginkan supaya perempuan lebih dilindungi lagi. Ini jelas aku setuju. Karena memang banyak yang menganggap perempuan rendah. Tapi titik permasalahannya adalah tentang pakaian. Pendengar yang merupakan perempuan ini menginginkan supaya laki - laki tidak jelalatan dan 'gatal' matanya saat melihat perempuan menggunakan rok mini. Karena menurutnya, itu hak perempuan, perempuan punya cara untuk menunjukkan bahwa ia cantik dan perempuan punya banyak cara untuk berekspresi. Tetapi, cara nya ini maksudnya cara apa??? Jelas, permintaannya terdengar 'senonoh'. Rok mini, mendengarnya saja sudah 'porno'. Laki - laki normal pasti menyukai perempuan. Kelemahan perempuan adalah auratnya. Bila perempuan menggunakan rok mini, sudah pasti banyak yang melirik. Weleh - weleh!
Iya, benar. Kita memang punya banyak cara untuk berekspresi, tapi ekspresi harus kita imbangi otak. Kita manusia. Dan hanya manusia yang otaknya berfungsi dengan baik dan optimal. Kalau kita hanya mengandalkan selera tanpa seimbangi pikiran dan otak, itu seakan mubazir kalau kita punya otak. Kalau mau berekspresi, jadilah perempuan yang punya otak juga.
Bicara otak, bukan tentang kepintaran. Tapi tentang kekritisan dan kesensitifan kita terhadap lingkungan. Ini tentang kepekaan kita. Sudah sewajarnya kan kalau laki - laki menyukai paha perempuan? Sudah sewajarnya kan kalai - laki menyukai betis perempuan?? Dan banyak dari fisik perempuan yang disukai laki - laki. Kalau tidak tahan iman, habislah perempuan. Untuk itulah, selain otak, imbangi juga dengan iman. Hidup, sangat mubazir hanya untuk pamer aurat. Punya otak kan??? Gunakanlah otak itu. Jadilah perempuan yang ber-otak. Karena dari perempuan itulah lahir seorang anak yang cerdas bila ibunya cerdas. Berpikirlah!

Cinta

Ya, cinta memang tidak tampak. Tapi kita di sini bukan berbicara arti cinta, melainkan kepada siapa kita mencintai. Terus terang, aku masih menjadi pecinta jepang dan ada beberapa artis jepang yang ku suka. Lalu aku masuk ke dalam sebuah atau beberapa grup penyuka jepang atau artis jepang dalam sebuah facebook. Bukan tidak ada positifnya. Ya, aku menyukai karena harus ada positif dan ku tiru. Tapi aku geli setiap penggemar di dalamnya. Ya, memang itu hak mereka. Tapi tidakkah mereka berpikir apakah orang yang mereka cintai nun jauh di sana memikirkan mereka? Mungkinkah sang idola memimpikan mereka? Memang ini jelas suatu khayalan bagi para penggemar Jepang. Selagi belum pernah ke sana, itu masih ghaib. Bahkan nenekku yang pernah naik haji pun aku masih ragu kalau ia pernah ke mekkah karena aku belum pernah ke sana. Bukankah sesuatu yang belum kita capai adalah ghaib?
Nah, bicara ghaib dan idola, mengapa tidak idolakan yang selalu memikirkan kita di saat ujung usianya. Ya, Rasulullah. Walau banyak idola yang ku suka, tetap Rasulullah yang terbaik. Betapa tidak, sebegitu cintanya beliau pada kita sampai ia mengkhawatirkan kita!
Seorang senior di kampusku membuatku tersentuh akan Rasulullah. "Kita hidup di zaman ini untuk diuji apakah kita masih setia pada beliau? Masihkah kita setia pada ajaran beliau?" Ya Allah...ah...jelas saja...aku begitu rindu pada beliau...tapi begitu rupanya...sementara idola fana di bidang hiburan hanya menghibur, bukan mengajak kita ke syurga. Bukankah lebih baik mengidolakan lebih pada yang ghaib yang sudah pasti menyelamatkan kita di akhirat nanti???
Hanya itu saja, memang idolaku banyak dan rata - rata adalah laki- laki. Karena laki-laki di mataku sosok yang semangat. Ya, semoga kita tersadar tentang siapa idola kita sesungguhnya.

About Me

Foto Saya
Andeke Parsi
Lihat profil lengkapku