80% Lingkungan sangat mempengaruhi kita dan 60% pengalaman sangat membantu kita. Itu artinya kita harus melakukan tindakan yang nyata atau praktek untuk meningkatkan kemampuan kita. Dan bila belum terbiasa, maka lakukan 40 hari berturut-turut. Awal merupakan sulit. Namun kita bisa karena terbiasa...
Ganbatte!
Luruskan orientasimu!
Saling mengingatlah sesama teman
Satukan mimpi kita! Yosh!

Taya Maeda

Akupunya teman namanya Tiara Novida. Dia itu anak berdarah Jepang. Dan aku sangat senang dengannya. Dia orangnya ramah. Diantara teman-temanku yang fesyenebel, dia yang paling baik yang pernah ku temui.
Dan tahukah kamu?
Neneknya di pihak ibu, adalah seorang keponakan dari Laksamana Tadashi Maeda, orang Jepang yang sudah membantu Indonesia dalam Kemerdekaan. Keren ya...
Padahal tadinya aku agak sinis sama dia, karena dia itu orang Jepang. Tapi ternyata dia itu termasuk keluarganya Tadashi Maeda. Ya Allah...salut!!!
Ku lihat diantara teman yang lain, dia memang jauh berdeda, walaupun dia berasal dari keluarga yang berada dan termasuk ke dalam keluarga Tadashi Maeda, ia tidak pernah sombong dan tidak pernah berpilih kasih dalam berteman. Jauh beda dengan temanku yang lain yang ada yang dar kurang mampu, tapi laganya kayak orang kaya dan pilih kasih. Astaghfirullah...
Baru kali ini aku dekat dengan orang seperti dia. Aku harap dia tetap menjadi teman yang baik. Dan aku akan sangat menghormatinya sebagai keluarga pahlawan.

Lagu Barat VS Lagu INA

Bukannya aku tidak cinta Indonesia. Tapi aku hanya ingin memperdalam bahasa Inggrisku. Karena kalau boleh dibilang, aku lebih suka barat atau jepang ketimbang lagu sendiri. Habis, lagu sendiri, temanya cinta semua dan bikin lemes saja. Aku tidak habis pikir, kok mengarang lagu, temanya cinta semua?
Mending cinta alam, cinta negeri, cinta Tuhan, ini malah cinta pacar mulu. Bawaannya justru jadinya dunia ini terasa indah tapi semu. Karena negeri yang lagi melorot begini, diajak nyanyi lenje begitu. Sama sekali tidak menambah ilmu!
Sekalipun lagu luar yang ku sukai itu bergenre cinta, aku tetap bisa menambah ilmu. Yaitu nambah kosakata baru dari bahasa asing. Jadi nggak cuma bahasa sendiri yang tahu. Mending bahasa sendirinya digunakan secara baik dan benar, ini malah digunakan campur sama bahasa asing. Tidak konsisiten nih!

Dirgahayu Terakhir

Pagi ini aku berbahagia sekali. Karena hari ini adalah dirgahayu Indonesiaku tercinta. Walaupun Ramadan, aku tetap bersemangat. Karena memenag menurutku, dirgahayu Indonesia lebih mantap di bulan Ramadan. Karena mereka pasti akan lebih meningkatkan beribadahnya daripada pesta pora. Dikarenakan pagi ini ada upacara bendera, aku berusaha mengenyangkan perut agar bisa mengikuti upacara hingga selesai. Karena hari ini jauh lebih berharga daripada hari lahirku selain hari Sumpah Pemuda. Bahkan ingin rasanya ikut ekskul paskibra di sekolah. Tapi keadaan fisik yang tidak memungkinkan, jadi aku hanya menjadi peserta upacara saja.

Namun ada yang menjengkelkan di hatiku saat berkumpul dengan teman-teman ketika menunggu upacara dimulai. Teman-temanku bercerita tentang ibu mereka yang katanya lebih baik tidak usah sekolah. Memang sih, hari ini hanya upacara saja dan langsung pulang ke rumah tanpa belajar dahulu di sekolah. Tapi ini kan hari besar. Bahkan menurutku, hari terbesar dalam sejarah Indonesia.
"Udah sih lu gak usah masuk aja. ngotor-ngotorin baju aja!" begitulah kata salah seorang temanku yang memperagakan ibunya berbicara kepadanya. Mendengar hal itu, aku langsung tesinggung. Karena pada 17 Agustus 1945-lah kita bisa seperti sekarang ini. Benar-benar keterlaluan. Masak hanya satu hari saja kita gunakan baju sekolah untuk hari besar Nasional ini, kita keberatan?
Hmmm...

Tapi yah...kalau aku jadi mereka, aku akan ceramahi emak mereka. Biar mereka tahu dan sadar bahwa kita harus mnghargai hari Indah ini!

Baiklah kita berlaih topik. Tapi bukan berarti ini berita. Saya hanya ingin melanjutkan cerita saya tadi ke cerita seelanjutnya di lapangan sekolah.
Nah, upacaranya pun dimulai.
Ih! Subhanallah...anggota paskibranya pada ganteng dan cantik sekali dengan pakaian mereka. Kadang aku berkhayal kalau aku itu mereka. He...
Namun, ketika mendengar anggota paduan suara bernyanyi, suaranya tidak bersemangat. Andai aku tidak batuk, aku akan ikut bernyanyi. Dan baru kali ini aku berkomentar. Dan ku lihat-lihat dari awal hingga akhir, semua peserta serius menjalani upacaranya walaupun ada beberapa yang berbisik bahkan meledek pembina upacara yang sedang berbicara di depan peserta upacara. Kesal jadinya. Tapi aku berusaha untuk terbawa nikmat.
Dan Insya Allah, ini merupakan upacara dirgahayu Indonesia terakhirku selama aku duduk di bangku sekolah. Kira-kira kalau di kampus nanti ada upacara bendera tidak ya?He


Haruskah Anak Rohis?

Aku mau mengkritik nih, emang pelajaran agama islam itu harus di ketahui aak rohis saja ya, kalau bukan anak rohis walau muslim, tidak apa-apa tidak tau mengenai Islam?
Emang Islam itu punya anak rohis ya?Kalau anak bukan anak Rohis tapi dia muslim, tidak wajib tahu?Ya ampun!!!sempit amat sih otaknya!
Waktu itu guru agamaku bertanya kapan Nabi Muhammad lahir. Eh, ada anak yang bilang, "tuh anak rohis, tuh!" Otakku langsung bekerja. Iya sih, kan aneh, ikut Rohis tapi tidak tahu kapan Rasulullag lahir. Tapi emang dasar otakku rada-rada lola, aku baru sadar. Kenapa harus anak Rohis yang menjawab?Bukannya yang bicara, 'tuh anak rohis, tuh!' itu muslim juga?
Hoh...jadi begitu...Pelajaran Agama Islam (PAI) itu tugas anak Rohis? Lalu tugas anak muslim yang bukan Rohis apa dong?Emang di Kitabullah tertulis kalau PAI itu untuk yang Rohis? Ya Ampun....
Nih, perhatikan ya, selama kita di kelas, pelajaran apapun itu, itu adalah pelajaran yang wajib kita pelajari. Apalagi Pelajaran Agama. Tiap Muslim itu harus faham dengan PAI-nya. Minimal teorinya deh khusus buat anak pemalas. Tapi kalau anak Rajin, ya sekalian prakyeknya. BUkan berarti PAI itu pelajarannya anak Rohis!
Enak ajah!
Trus anak Muslim Bukan Rohis belajar apa dong???????

Darsem VS Prita

Mungkin antara Darsem dengan Prita tidak ada hubungannya, ya...
Yah...memang tidak ada hubungannya. Tapi mereka kan sama-sama mendapat sumbangan dari rakyat Indonesia. Kalau Prita kesandung masalah kesalahpahaman yangmana, seharusnya Prita yang menjadi korban dan yang satu masalah nyawa yang akan melayang di Arab Saudi tapi ya untungnya ia segera cepat pulang. Tapi dua-duanya sama mendapat bantuan. Namun bagaimana cara 'menyikapi' uang yang banyak itu sang terlihat berbeda antara Si Darsem dan Bu Prita.
Saat tahu, Bu Prita yang beberapa waktu yang lalu dinyatakan bebas, dia malah menggunakan uang itu untuk kegiatan sosial dan menyatakan bahwa dia yidak berhak memiliki uang itu. Subhanallah...
Namun kalau si Darsem, dia malah menggunakan uang itu untuk pribadi setelah dinyatakan bebas hukuman pancung di Arab Saudi. Dia lupa sama kulitnya. Capek-capek kita mengumpulkan uang untuk penyelamatan dia, dia malah menggunakannya secara pribadi. Memang sih uangnya memang tidak dihabiskannya begitu saja, tapi ya tidak usah langsung pamer dong...simpan!
Yah..maklum lah, namanya juga ya begitu lah yang namanya Darsem. Jauh eda banget sama Bu Prita. Seharusnya, Prita juga menyumbang sebagian uangnya ke Bu Prita. Karena Bu Prita ke sandung masalahnya lagi yang ternyata belum selesai.
Tapi ya, itu sih hak dia mau menyumbang atau tidak. Hanya saja, saya mengira-ngira. Seharusnya si Darsem itu bersyukur atas pembebasannya itu. Dan seharusnya ada yang mengelola uangnya dulu sebelum di serahkan ke Darsem kalau jadinya begini. Kan kacang jadi lupa sama kulitnya. HU!!!!!

Saluti Jepang

Entah mengapa hingga saat ini aku masih terpesona dengan negeri samurai. Buakn karena aku Jepang Lovers. Dan aku memang bukan Jepang Lovers. Hanya saja, aku sangat mengaguminya. Karena menurutku dia sangat mencinati negeri dan kebudayaannya. Jauh beda dengan negeriku sendiri yang kebarat-baratan tapi lupa sama kulitnya.
Jepang itu tergolong negara yang maju, namun ia tidak menghilangkan aroma kebudayaannya walau sudah kebarat-baratan.
Ingin rasanya aku menginjak kaki ke sana ingin melihat dan bertemu orang-orangnya sambil melihat langsung apa yang ku nilai sebenarnya.
Mungkin, saya sangat mengagumi negeri sakura itu. Tapi kalau memilih, aku tetap memilih Indonesia. Karena sejak aku mengetahui sejerah Tanah Air, jiwa kecintaanku pada negeri sendiri terasa membeludak. Namun aku bingung bagaimana mengekspresikannya. Aku hanya bisa mengekspresikannya dengan karya dan ketekunan dalam belajar, karena aku pelajar. Bahkan ingin rasanya ku tunjukkan pada dunia, iniah Indonesia. Aku berharap aku bisa seperti Jepang yang sukses tapi tidak lupa dengan kulitnya. Karena kebarat-baratan pula, terlalu jelek. Karena tidak semua yang dari barat itu cocok sama kita. Kita itu orang timur, tiru aja yang positifnya. Jangan mentang-mentang di barat mayoritas adalah negara maju, kita malah mengikuti pola hidupnya juga, ok!

About Me

Foto Saya
Andeke Parsi
Lihat profil lengkapku