Ya, cinta memang tidak tampak. Tapi kita di sini bukan berbicara arti
cinta, melainkan kepada siapa kita mencintai. Terus terang, aku masih
menjadi pecinta jepang dan ada beberapa artis jepang yang ku suka. Lalu
aku masuk ke dalam sebuah atau beberapa grup penyuka jepang atau artis
jepang dalam sebuah facebook. Bukan tidak ada positifnya. Ya, aku
menyukai karena harus ada positif dan ku tiru. Tapi aku geli setiap
penggemar di dalamnya. Ya, memang itu hak mereka. Tapi tidakkah mereka
berpikir apakah orang yang mereka cintai nun jauh di sana memikirkan
mereka? Mungkinkah sang idola memimpikan mereka? Memang ini jelas suatu
khayalan bagi para penggemar Jepang. Selagi belum pernah ke sana, itu
masih ghaib. Bahkan nenekku yang pernah naik haji pun aku masih ragu
kalau ia pernah ke mekkah karena aku belum pernah ke sana. Bukankah
sesuatu yang belum kita capai adalah ghaib?
Nah, bicara ghaib dan idola, mengapa tidak idolakan yang selalu memikirkan kita di saat ujung usianya. Ya, Rasulullah. Walau banyak idola yang ku suka, tetap Rasulullah yang terbaik. Betapa tidak, sebegitu cintanya beliau pada kita sampai ia mengkhawatirkan kita!
Seorang senior di kampusku membuatku tersentuh akan Rasulullah. "Kita hidup di zaman ini untuk diuji apakah kita masih setia pada beliau? Masihkah kita setia pada ajaran beliau?" Ya Allah...ah...jelas saja...aku begitu rindu pada beliau...tapi begitu rupanya...sementara idola fana di bidang hiburan hanya menghibur, bukan mengajak kita ke syurga. Bukankah lebih baik mengidolakan lebih pada yang ghaib yang sudah pasti menyelamatkan kita di akhirat nanti???
Hanya itu saja, memang idolaku banyak dan rata - rata adalah laki- laki. Karena laki-laki di mataku sosok yang semangat. Ya, semoga kita tersadar tentang siapa idola kita sesungguhnya.
Nah, bicara ghaib dan idola, mengapa tidak idolakan yang selalu memikirkan kita di saat ujung usianya. Ya, Rasulullah. Walau banyak idola yang ku suka, tetap Rasulullah yang terbaik. Betapa tidak, sebegitu cintanya beliau pada kita sampai ia mengkhawatirkan kita!
Seorang senior di kampusku membuatku tersentuh akan Rasulullah. "Kita hidup di zaman ini untuk diuji apakah kita masih setia pada beliau? Masihkah kita setia pada ajaran beliau?" Ya Allah...ah...jelas saja...aku begitu rindu pada beliau...tapi begitu rupanya...sementara idola fana di bidang hiburan hanya menghibur, bukan mengajak kita ke syurga. Bukankah lebih baik mengidolakan lebih pada yang ghaib yang sudah pasti menyelamatkan kita di akhirat nanti???
Hanya itu saja, memang idolaku banyak dan rata - rata adalah laki- laki. Karena laki-laki di mataku sosok yang semangat. Ya, semoga kita tersadar tentang siapa idola kita sesungguhnya.
0 comments: