Ini Fakta. Seorang Bapak tidak mampu membiayai wisuda anaknya. Awalnya, Bapak itu dan Wali Kelas bicara baik-baik saja di ruang guru. Sang Bapak bicara apa adanya bahwa Ia memang tidak punya uang. Tapi, wali kelas itu tetap kekeuh agar Sang Bapak segera membayar. Hingga terlontar di mulutnya, "Saya tidak peduli Bapak dapat uang dari mana!!!" Tentu Bapak itu tersinggung. Barulah Bapak itu mulai berdebat dengan Wali kelas. Wali kelas itu bicara seakan-akan Ia yang punya sekolah, padahal itu sekolah Negeri. Dia sudah seperti Rentenir. "Berarti Ibu bisa saja menyuruh saya jadi maling, dong?"lawan si Bapak yang mulai tegas. Semua guru di ruang guru itu melihat perdebatan mereka. Hingga wali kelas lelah dan terpojok. Tidak sampai di situ, saat sang anak ke ruang guru, saat itu ayahnya sudah pulang, sang anak malah seperti dihina salah seorang guru yang menonton perdebatan antara ayahnya dan wali kelasnya. Guru itu bilang,"masak bayar seratus perbulan saja tidak bisa?!" Terdengar sombong. Ayahnya benar-benar tidak mampu, mengapa musti dipaksa???!!!
Ini fakta dari salah seorang teman. Aku benar-benar miris. Guru-guru itu sekan sangat mengharapkan uang-uang dari wali murid. Padahal meraka digaji pemerintah. Tiada bersyukurnya. Orang susah pun dijepit juga. Jangan salah, bila seorang murid berlaku negatif, karena guru nya sudah mengajari. Buah tidak jatuh dari pohonnya. Guru kencing berdiri, Murid kencing berlari-lari. Pepatah-pepatah itu masih berlaku!!!
Ini fakta dari salah seorang teman. Aku benar-benar miris. Guru-guru itu sekan sangat mengharapkan uang-uang dari wali murid. Padahal meraka digaji pemerintah. Tiada bersyukurnya. Orang susah pun dijepit juga. Jangan salah, bila seorang murid berlaku negatif, karena guru nya sudah mengajari. Buah tidak jatuh dari pohonnya. Guru kencing berdiri, Murid kencing berlari-lari. Pepatah-pepatah itu masih berlaku!!!
0 comments: