Waktu di sekolah, aku sempat berdebat mengenai apa yang harus dibanggakan dari suatu bangsa. Hmm...aku bilang padanya kalau aku semakin cinta Indonesia sejak mengenal Jepang. Ohya, lawan debat informalku itu namanya Ghifary. Aku mengatakan padanya kalau aku bangga sekali menjadi bangsa Indonesia. Bagaimana tidak?seluruh Indonesia menginginkan negeri zamrud ini. Ditambah lagi ragam kebudayaan yang ada di Indonesia ini. Kalau kalian berpikir, mengapa aku semakin cinta Indonesia sejak mengenal Jepang (lewat bacaan-bacaan yang ku baca) karena Indonesia itu menerima masukan budaya luar sambil disesuaikan dengan budaya kita.Mungkin seperti Indonesia yang menerima masukan dari luar sambil menyesuaikan budaya mereka tapi tidak melupakan kebudayaan leluhur mereka. Tentu aku iri. Karena kelihatannya Jepang lebih banyak kebudayaannya ketimbang Indoensia. Padahal, tidak. Indonesia jauh lebih unggul dalam hal pamer kebudayaan. Hanya saja, Indonesia seperti enggan memamerkannya dan lebih bangga dengan budaya luar negeri lalu malu dengan budaya mereka yang katanya kampungan. Padahal, banyak orang luar yang ingin mengetahui lebih jauh tentang Indonesia. Tapi kita yang punya, malah menyia-nyiakannya. Giliran kebudayaan kita di klaim negara orang, kita hanya bisa demo. Itu sih DL!
Nah, temanku si Ghifary ini lain pendapat. Lebih baik Ia memilih Jepang ketimbang Indonesia. Menurutnya, Indonesia ini memang kaya. Tapi buat apa kaya, kalau otak tidak kaya. Lalu Ia mengumpamakan Indonesia dengan seorang anak orang kaya. Anak orang kaya akan percuma bila otaknya tidak cerdas. Dan yang ada banyak orang yang akan memanfaatkannya untuk kekayaannya. Hmm...bener juga sih((gumamku).
Aku hanya bingung menanggapi pemikiran sahabatku itu. Benar juga sih. Untuk apa kita kaya tapi tidak untuk kita pertahankan. Yang ada kita hanya dimanfaatkan orang.
Hm...ku pikir-pikir..tidak salah juga sih kalau Malaysia lancang sama Indonesia. Toh, penghuninya saja bodoh amat. Baru menyesal setelah punyanya diambil orang.
Namun walau demikian, aku tetap harus bangga dan terus belajar demi Negeriku ini. Karena kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mencintai Negeri ini selain kita?
Entahlah..aku masih bingung bila harus melihat sekelilingku yang kadang masih belum bisa menyadari pentingnya mempertahankan Indonesia ini.
Gerah!!!
Nah, temanku si Ghifary ini lain pendapat. Lebih baik Ia memilih Jepang ketimbang Indonesia. Menurutnya, Indonesia ini memang kaya. Tapi buat apa kaya, kalau otak tidak kaya. Lalu Ia mengumpamakan Indonesia dengan seorang anak orang kaya. Anak orang kaya akan percuma bila otaknya tidak cerdas. Dan yang ada banyak orang yang akan memanfaatkannya untuk kekayaannya. Hmm...bener juga sih((gumamku).
Aku hanya bingung menanggapi pemikiran sahabatku itu. Benar juga sih. Untuk apa kita kaya tapi tidak untuk kita pertahankan. Yang ada kita hanya dimanfaatkan orang.
Hm...ku pikir-pikir..tidak salah juga sih kalau Malaysia lancang sama Indonesia. Toh, penghuninya saja bodoh amat. Baru menyesal setelah punyanya diambil orang.
Namun walau demikian, aku tetap harus bangga dan terus belajar demi Negeriku ini. Karena kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mencintai Negeri ini selain kita?
Entahlah..aku masih bingung bila harus melihat sekelilingku yang kadang masih belum bisa menyadari pentingnya mempertahankan Indonesia ini.
Gerah!!!
0 comments: