Namun ada yang menjengkelkan di hatiku saat berkumpul dengan teman-teman ketika menunggu upacara dimulai. Teman-temanku bercerita tentang ibu mereka yang katanya lebih baik tidak usah sekolah. Memang sih, hari ini hanya upacara saja dan langsung pulang ke rumah tanpa belajar dahulu di sekolah. Tapi ini kan hari besar. Bahkan menurutku, hari terbesar dalam sejarah Indonesia.
"Udah sih lu gak usah masuk aja. ngotor-ngotorin baju aja!" begitulah kata salah seorang temanku yang memperagakan ibunya berbicara kepadanya. Mendengar hal itu, aku langsung tesinggung. Karena pada 17 Agustus 1945-lah kita bisa seperti sekarang ini. Benar-benar keterlaluan. Masak hanya satu hari saja kita gunakan baju sekolah untuk hari besar Nasional ini, kita keberatan?
Hmmm...
Tapi yah...kalau aku jadi mereka, aku akan ceramahi emak mereka. Biar mereka tahu dan sadar bahwa kita harus mnghargai hari Indah ini!
Baiklah kita berlaih topik. Tapi bukan berarti ini berita. Saya hanya ingin melanjutkan cerita saya tadi ke cerita seelanjutnya di lapangan sekolah.
Nah, upacaranya pun dimulai.
Ih! Subhanallah...anggota paskibranya pada ganteng dan cantik sekali dengan pakaian mereka. Kadang aku berkhayal kalau aku itu mereka. He...
Namun, ketika mendengar anggota paduan suara bernyanyi, suaranya tidak bersemangat. Andai aku tidak batuk, aku akan ikut bernyanyi. Dan baru kali ini aku berkomentar. Dan ku lihat-lihat dari awal hingga akhir, semua peserta serius menjalani upacaranya walaupun ada beberapa yang berbisik bahkan meledek pembina upacara yang sedang berbicara di depan peserta upacara. Kesal jadinya. Tapi aku berusaha untuk terbawa nikmat.
Dan Insya Allah, ini merupakan upacara dirgahayu Indonesia terakhirku selama aku duduk di bangku sekolah. Kira-kira kalau di kampus nanti ada upacara bendera tidak ya?He
0 comments: